Yogyakarta (ANTARA News) - Warga yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Code Yogyakarta harus mewaspadai tumpahan material vulkanik akibat letusan Gunung Merapi ketika hujan turun, kata Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto.

"Jika hujan deras turun, material vulkanik Merapi bisa menggelontor Sungai Code berupa banjir lahar dingin, sehingga warga harus waspada. Hal itu merupakan salah satu pesan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X," katanya usai bertemu Sultan di Kepatihan Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, warga di sepanjang bantaran Sungai Code yang rentan terhadap luapan air jika terjadi banjir lahar dingin berjumlah sekitar 13.000 orang. Mereka tinggal tersebar di 58 titik di sepanjang bantaran sungai tersebut.

"Jika sewaktu-waktu air naik, mereka akan dievakuasi. Kami sudah menempatkan petugas khusus yang memantau sungai di pos paling utara, sehingga jika air naik masih ada waktu sekitar 30-45 menit untuk melakukan evakuasi," katanya.

Ia mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan mendirikan dapur umum bagi para pengungsi yang berada di wilayah tersebut. Anggarannya dari dana tidak tersangka dan jumlahnya tergantung kebutuhan.

"Jumlah warga yang mengungsi di wilayah Yogyakarta sekitar 4.700 orang. Namun, jumlah itu akan berkurang pada siang, karena mereka bekerja," katanya.

Menurut dia, kewaspadaan terhadap banjir itu sampai Maret 2011 karena diperkirakan musim hujan sampai bulan tersebut.

"Untuk mengurangi ketinggian lumpur akibat banjir lahar dingin, warga di sepanjang bantaran Sungai Code diminta melakukan kerja bakti. Pada Sabtu (13/11) akan dilaksanakan kerja bakti secara massal.

"Kerja bakti digalakkan untuk mengurangi ketinggian lumpur sekitar 10-15 sentimeter. Untuk itu, ada penambahan alat pengeruk lumpur sebanyak 5-6 unit," katanya. (ANT/K004)