Jepang perpanjang lockdown darurat COVID hingga 12 September
17 Agustus 2021 10:45 WIB
FOTO DOKUMEN: Perekonomian Jepang sangat terpukul oleh wabah virus corona dan pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang penyebarannya, membuat banyak distrik di Tokyo jauh lebih lengang dari biasanya. REUTERS/Issei Kato/Foto Dokumen
Tokyo (ANTARA) - Jepang pada Selasa akan memperpanjang penguncian (lockdown) darurat COVID-19 di Tokyo dan wilayah lainnya hingga 12 September, demikian menurut berita lembaga penyiaran publik NHK.
Jepang juga akan memperluas aturan pembatasan ke tujuh prefektur lainnya.
Para pakar kesehatan masyarakat bertemu untuk membahas langkah-langkah tersebut dan Perdana Menteri Yoshihide Suga akan mengadakan konferensi pers pada pukul 21:00 (waktu setempat) untuk menjelaskan keputusan pemerintah.
Keadaan darurat di Jepang saat ini akan berakhir pada 31 Agustus, tetapi lonjakan kasus infeksi virus corona yang terus berlanjut telah mendorong seruan untuk memperpanjang status keadaan darurat itu.
Tokyo mengumumkan 2.962 kasus harian baru COVID-19 pada Senin (16/8), setelah mencatat rekor 5.773 kasus pada Jumat (13/8).
Pemerintah Jepang akan memperluas status keadaan darurat ke beberapa prefektur, yakni Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo dan Fukuoka, menurut laporan NHK.
Aturan pembatasan penyebaran virus corona di Jepang termasuk meminta restoran tutup lebih awal dan berhenti menyajikan alkohol dengan imbalan subsidi pemerintah.
Pemerintah juga akan memperluas tindakan "darurat semu" yang tidak terlalu ketat ke empat prefektur tambahan, yaitu Miyagi, Yamanashi, Toyama dan Gifu, menurut kantor berita Jiji.
Penerapan keadaan darurat yang berulang memiliki efek terbatas dalam memperlambat penyebaran virus corona di Jepang karena upaya kerja sama bersifat sukarela.
Kelelahan akibat pandemi dan liburan musim panas juga dianggap telah berkontribusi terhadap lonjakan kasus COVID-19 terbaru di Jepang, di mana hanya sekitar 37 persen warga yang telah divaksin sepenuhnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus infeksi meningkat, Jepang akan perpanjang pembatasan COVID-19
Baca juga: Para ahli setuju longgarkan pembatasan darurat di Tokyo
Baca juga: Jepang akan perluas pembatasan, RS makin tertekan
Jepang juga akan memperluas aturan pembatasan ke tujuh prefektur lainnya.
Para pakar kesehatan masyarakat bertemu untuk membahas langkah-langkah tersebut dan Perdana Menteri Yoshihide Suga akan mengadakan konferensi pers pada pukul 21:00 (waktu setempat) untuk menjelaskan keputusan pemerintah.
Keadaan darurat di Jepang saat ini akan berakhir pada 31 Agustus, tetapi lonjakan kasus infeksi virus corona yang terus berlanjut telah mendorong seruan untuk memperpanjang status keadaan darurat itu.
Tokyo mengumumkan 2.962 kasus harian baru COVID-19 pada Senin (16/8), setelah mencatat rekor 5.773 kasus pada Jumat (13/8).
Pemerintah Jepang akan memperluas status keadaan darurat ke beberapa prefektur, yakni Ibaraki, Tochigi, Gunma, Shizuoka, Kyoto, Hyogo dan Fukuoka, menurut laporan NHK.
Aturan pembatasan penyebaran virus corona di Jepang termasuk meminta restoran tutup lebih awal dan berhenti menyajikan alkohol dengan imbalan subsidi pemerintah.
Pemerintah juga akan memperluas tindakan "darurat semu" yang tidak terlalu ketat ke empat prefektur tambahan, yaitu Miyagi, Yamanashi, Toyama dan Gifu, menurut kantor berita Jiji.
Penerapan keadaan darurat yang berulang memiliki efek terbatas dalam memperlambat penyebaran virus corona di Jepang karena upaya kerja sama bersifat sukarela.
Kelelahan akibat pandemi dan liburan musim panas juga dianggap telah berkontribusi terhadap lonjakan kasus COVID-19 terbaru di Jepang, di mana hanya sekitar 37 persen warga yang telah divaksin sepenuhnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kasus infeksi meningkat, Jepang akan perpanjang pembatasan COVID-19
Baca juga: Para ahli setuju longgarkan pembatasan darurat di Tokyo
Baca juga: Jepang akan perluas pembatasan, RS makin tertekan
Penerjemah: Yuni Arisandy
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: