Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mendorong pemerintah kabupaten/kota di daerah setempat dapat memfasilitasi penyediaan oksigen generator untuk rumah sakit umum daerah (RSUD) yang dimiliki, sehingga tidak terus ketergantungan oksigen medis dari luar daerah.

"Ketika kasus (COVID-19-red) meningkat, kebutuhan oksigennya sangat tinggi. Kita sempat seminggu kondisinya kritis," kata Koster saat menyampaikan sambutan dalam acara penyerahan 500 tabung oksigen dari Bank Indonesia untuk penanganan COVID-19 di Bali, di Denpasar, Senin.

Menurut Koster, saat pandemi ini, oksigen merupakan kebutuhan yang vital. Ketika terlambat memberikan, bisa berdampak terhadap nyawa para pasien. Persoalannya, oksigen medis untuk Bali masih disuplai dari luar daerah.

"Oksigen sempat kekurangan dimana-mana, saya setiap malam mendapatkan telepon, di sini satu jam lagi habis, di sini dua jam lagi habis, di sini tiga jam lagi habis," ucapnya.

Dia menambahkan, dengan kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini telah memberikan pembelajaran bagi kita bahwa semestinya ketersediaan oksigen ada kepastian, baik dari volume dan waktunya.

Berdasarkan hasil pembicaraannya dengan Kadis Kesehatan Provinsi Bali, untuk satu rumah sakit seperti Rumah Sakit Bali Madara itu setiap bulannya dalam kondisi normal harus membayar sekitar Rp300-400 juta untuk membeli oksigen.

Baca juga: BI bantu 500 tabung oksigen untuk penanganan COVID-19 di Bali
Baca juga: Anggota DPD ajak tokoh Bali bantu atasi kelangkaan oksigen


Oleh karena itu, kata Koster, jika setiap rumah sakit umum daerah sudah memiliki oksigen generator yang mampu memproduksi oksigen sendiri, maka kita tidak perlu lagi membeli dari luar.

Dia mencontohkan, satu oksigen generator seharga Rp9 miliar dapat menghasilkan oksigen dengan volume hingga 1,5 ton per hari.

"Sedangkan kalau pasokan masih dari luar Bali, kalau cuaca buruk juga nggak bisa lewat (menyeberang pelabuhan-red). Belum lagi kondisi jalanan yang sewaktu-waktu bisa macet," ujar mantan anggota DPR tiga periode itu.

Dalam kesempatan itu, Koster mengingatkan agar pemerintah daerah juga memperhatikan rumah sakit swasta, karena mereka juga melayani masyarakat.

Baca juga: Kejari Badung Bali awasi distribusi oksigen mencegah penimbun nakal
Baca juga: Dinkes: Bali krisis oksigen hingga lebih dari 70 ton perhari


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengatakan rumah sakit daerah di Bali rata-rata merupakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). "Dari anggaran BLUD itu sebenarnya rumah sakit bisa berhitung anggarannya untuk membeli oksigen generator tersebut," ucapnya.

Dia mengemukakan, di Bali untuk saat ini rata-rata per hari kebutuhan oksigen cair mencapai sekitar 40 ton dan oksigen gas sebanyak 7-8 ton.

"Kondisi sekarang sudah tercukupi karena dari penyedia sudah kembali secara rutin membawa ke Bali. Termasuk tambahan berupa CSR dari Konawe, Pertamina, Petrokimia dan sebagainya. Sampai saat ini masih aman stoknya," ujar Suarjaya.

Terkait bantuan 500 tabung oksigen dari Bank Indonesia tersebut, sebanyak 100 tabung akan diberikan kepada RS swasta dan 400 tabung untuk rumah sakit pemerintah.

"Sudah ada alokasinya per kabupaten/kota, sampai dengan RS provinsi, masing-masing 40-50 tabung untuk satu rumah sakit," kata Suarjaya.

Baca juga: Polda Bali kawal distribusi 1.257 tabung dan 71 ton O2 medis cair
Baca juga: Kemenkes: Prioritas bantuan oksigen dari Singapura untuk Jawa-Bali