Magelang (ANTARA News) - Seorang pengungsi Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang menempati penampungan di Gedung Panti Mandala, Kota Magelang meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan secara intensif di Rumah Sakit Umum "Tidar" di kota itu, Jumat.
"Tadi pagi (12/11) sekitar pukul 03.00 WIB meninggal dunia," kata Salim Saryanto (60), menantu almarhum Ikem Ahmad Pawiro (90), di Magelang, Jumat.
Ikem dibawa relawan pengungsian Gedung Panti Mandala Kota Magelang ke RSU Tidar pada Kamis (11/11) sekitar pukul 10.00 WIB dan selanjutnya mendapat perawatan secara intensif oleh petugas medis RS setempat, namun pada Jumat dini hari meninggal dunia.
Ia mengatakan, mertuanya sempat mengalami sesak nafas sebelum dinyatakan oleh dokter RS setempat meninggal dunia.
Suaminya, Ahmad Pawiro, telah meninggal dunia pada 1984 dalam usia 80 tahun.
Ia menjelaskan, Ikem dengan Ahmad tidak memiliki anak, namun mereka mengangkat tiga anak, dan saat ini telah memiliki delapan cucu.
Menurut rencana, katanya, jenazah dikubur di kampung halamannya di Dusun Diwak, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, sekitar 12 kilometer barat puncak Gunung Merapi.
Hingga sekitar pukul 09.00 WIB jenazah di semayamkan di aula Panti Bina Bakti di dekat penampungan pengungsi Gedung Panti Mandala Kota Magelang.
Informasi yang diperoleh, sejumlah warga Diwak telah selesai membuat lubang kubur untuk almarhum. Menurut rencana, jenazah dibawa ke pemakaman di kampung halamannya dengan menggunakan ambulans.
Seorang pengungsi Merapi yang menempati penampungan Desa Deyangan, Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang, berasal dari Dusun Semen, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, bernama Jumini (70) yang sempat dirawat di RSU Tidar meninggal dunia pada Kamis (11/11) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Karena sesak nafas," kata salah seorang anaknya, Daryono. Jenazah rencananya dimakamkan di pekuburan umum di kampung halamannya.
(U.M029/I006/P003)
Seorang Pengungsi Merapi di Kota Magelang Meninggal
12 November 2010 12:48 WIB
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010
Tags: