Jakarta (ANTARA) - GlaxoSmithKline (GSK) Inggris dan perusahaan biotek Jerman CureVac mengatakan, Senin, kandidat vaksin mRNA COVID-19 yang mereka kembangkan bersama menunjukkan peningkatan respons kekebalan dan perlindungan terhadap virus dalam penelitian praklinis pada hewan.

Kapasitas penetralan antibodi yang lebih tinggi terlihat dengan vaksin tersebut, CV2CoV, di seluruh varian termasuk Delta, Beta, dan Lambda, kata perusahaan tersebut.

Vaksin yang diuji pada primata nonmanusia menunjukkan respons kekebalan yang "sangat" meningkat dibandingkan dengan vaksin pertama CureVac, yang hanya mencatat kemanjuran 48 persen dalam pembacaan uji coba terakhir.

Saham CureVac, yang terdaftar di AS dan melaporkan hasil keuangan kuartalannya pada Senin, naik 9,5 persen dalam perdagangan sebelum sesi regular penjualan saham.

Vaksin "generasi kedua" dengan GSK adalah upaya CureVac untuk mengembangkan vaksin yang bekerja melawan varian virus corona setelah hasil uji klinis mengecewakan untuk suntikan mRNA yang dikembangkannya sendiri.

GSK dan CureVac bekerja sama pada Februari dalam kesepakatan 150 juta euro (Rp2,5 triliun) untuk mengembangkan vaksin COVID-19 generasi berikutnya mulai tahun depan yang dapat menargetkan beberapa varian dengan satu suntikan.

Sumber: Reuters

Baca juga: GSK-CureVac kerja sama kembangkan vaksin COVID generasi mendatang

Baca juga: Vaksin COVID CureVac hanya efektif 47 persen dalam uji coba fase akhir


Metode dan merek vaksin COVID-19 yang dipakai di Indonesia