Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub menyelesaikan pembangunan jalur kereta api Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) pada Agustus ini, lebih cepat tiga bulan dari target pada akhir Desember 2021.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri mengatakan progres keseluruhan proyek saat ini telah mencapai 98 persen.
“Kita patut bersyukur bahwa percepatan yang telah dilakukan oleh rekan-rekan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah dapat memangkas waktu sampai sekitar empat bulan,” kata Zulfikri dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Zulfikri menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung percepatan proyek ini, antara lain percepatan penyelesaian LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) atau pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali. Selain itu, proses pengadaan tanah juga berjalan dengan lancar dimana masyarakat sangat mendukung dan menerima besaran harga yang telah ditetapkan oleh tim KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik).
“Salah satu unsur penting dalam pembangunan adalah lahan, jika lahan cepat selesai maka pembangunan bisa segera dimulai. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kulonprogo, masyarakat Kapanewon Temon khususnya Kelurahan Kaligintung, Kelurahan Kalidengen, Kelurahan Glagah dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembebasan lahan ini sehingga cepat selesai,” ujarnya.
Faktor lain yang turut mendukung proses percepatan adalah kemudahan dan ringkasnya birokrasi. Semua pihak baik instansi pemerintah pusat dan daerah sangat mendukung proses perizinan dan administrasi lain terkait. Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, pembangunan KA Bandara YIA ini patut didukung karena keberadaannya sangat diperlukan untuk kemudahan akses ke Bandara YIA.
Ia mengatakan selain dukungan di atas proses percepatan juga didukung tepatnya pemilihan konstruksi Slab on Pile (SOP). Konstruksi SOP merupakan sistem fondasi yang ditumpu oleh sistem kelompok tiang pancang dan diikat oleh pile cap (capping beam) yang digunakan untuk menahan dan meneruskan beban dari struktur atas ke dalam tanah yang mempunyai daya dukung untuk menahannya. Jadi, sistem fondasi tidak menggunakan tanah urugan seperti konvensional tapi dengan beberapa tiang pancang.
“Kondisi trase ke arah bandara yang sebagian tanahnya berupa sawah yang cenderung tergenang air, maka pemilihan konstruksi SOP ini tepat karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain waktu konstruksi yang lebih cepat, mudah dikerjakan, mutu konstruksi lebih terjamin karena precast pabrikan, pembebasan tanah yang tidak terlalu lebar, dan tidak mengganggu saluran drainase atau irigasi," katanya.
Terakhir adalah proses perencanaan monitoring dan evaluasi yang tepat turut mendukung proses percepatan penyelesaian pembangunan KA Bandara ini. Dengan penyusunan perencanaan proyek, monitoring yang ketat dan evaluasi berkala membuat progres pekerjaan di lapangan dapat dikontrol dengan baik. Kendala kendala yang muncul baik dari sisi teknis, kendala lapangan dan lainnya bisa di selesaikan dengan baik.
“Monitoring dan evaluasi adalah hal sangat penting dalam pengelolaan sebuah proyek, agar perencanaan, target, dan realisasi dapat diukur serta kendala yang muncul segera bisa dicari jalan keluarnya dengan cepat dan tepat," tuturnya.
Dengan percepatan yang dilakukan dan proyek ini selesai lebih awal, kata dia, ada beberapa keuntungan yang didapat antara lain hasil pembangunan ini bisa dirasakan lebih cepat manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu pada saat proses pengerjaan membantu masyarakat sekitar dengan program padat karya tunai.
Dia juga mengatakan yang tidak kalah penting adalah dengan percepatan ini kinerja Pemerintah lewat penyerapan APBN jadi lebih baik.
"Kita menyadari kondisi masyarakat di masa pandemi ini perlu dukungan dan bantuan keuangan. Dengan program ini mereka sangat senang dan terbantu," katanya.
DJKA mulai membangun jalur ganda KA Bandara YIA pada Desember 2019, mulai dari Stasiun Kedundang ke arah Bandara YIA sepanjang 5,4 Km. Konstruksi jalur sepanjang 5,1 km yang merupakan elevated/melayang dengan 16 unit konstruksi jembatan serta 300 m merupakan jalur at grade.
Pada tahap awal operasional komersial nanti disiapkan 30 perjalanan KA per hari dengan waktu tempuh 39 menit, atau sekitar 50 menit lebih cepat dibanding menggunakan jalan darat dari pusat kota menuju Bandara YIA.
KA Bandara ini akan berhenti di tiga stasiun pelayanan, yaitu Stasiun Tugu Yogya, Stasiun Wates dan Stasiun KA Bandara YIA dengan headway rata-rata 60 menit. Apabila kondisi penerbangan sudah normal maka frekuensi akan ditingkatkan bertahap sampai 56 perjalanan dengan headway rata rata 30 menit.
Baca juga: AP I Bandara YIA dukung persiapan pengoperasian kereta api bandara
Baca juga: Kemenhub: Progres jalur KA Kedundang-Bandara YIA capai 96,35 persen
Baca juga: Pekerjaan Peron Stasiun Kereta Api Bandara YIA capai 96 persen
Kemenhub selesaikan pembangunan jalur KA Bandara YIA lebih awal
16 Agustus 2021 19:16 WIB
Jalur KA Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). ANTARA/HO-PT KAI.
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: