Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah perajin batik di Daerah Istimewa Yogyakarta masih minim pengetahuan tentang pewarnaan batik yang menggunakan bahan alam, dan meskipun ada perajin menggunakannya, jumlahnya tidak banyak, kata Ketua Paguyuban Batik Sekar Jagad Yogyakarta Larassati Suliantoro.
"Memang saat ini sedang `tren` menggunakan pewarna alam, karena jika menggunakan pewarna kimia akan `menjajah` para perajin, karena harganya sangat mahal," katanya, di Yogyakarta, Kamis.
Ia mengatakan sampai saat ini dari sejumlah perajin batik yang menggunakan pewarna alam, kualitas pewarna alam yang digunakan masih standar. "Pewarna alam memang harganya murah, tetapi bahan bakunya sulit diperoleh, dan pembuatan variasi warnanya masih sangat terbatas," katanya.
Sejauh ini dari pihaknya menaruh perhatian terhadap kerajinan batik yang menggunakan pewarna alam, namun menurut dia belum semua produksi batik yang menggunakan pewarna alam kualitasnya memuaskan.
"Memang ada sejumlah produk kerajinan batik yang menggunakan pewarna alam kualitas warnanya bagus, tetapi ada pula yang kualitasnya kurang memuaskan, karena perajin belum bisa memadukan campuran bahan alam itu untuk menghasilkan warna yang inovatif dan tidak monoton," katannya.
Larassati mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi di kalangan perajin batik yang menggunakan pewarna alam agar mengolah bahan alam yang dipakai sehingga menghasilkan kualitas warna yang bagus.
"Memang tujuan mereka menggunakan pewarna alam sebagai pewarna batik tulis positif, yaitu ramah lingkungan, dan harga jual produk menjadi tinggi," katanya.
Menurut dia, para perajin batik masih minim pengetahuannya tentang penggunaan pewarna alam yang bisa menghasilkan kualitas warna yang bagus.
"Pengolahan bahan alam hingga menjadi pewarna alami memang sulit, karena tidak semua bahan alam dapat digunakan sebagai bahan pewarna," katanya.
Sementara itu, kata dia, untuk mengembangkan desain dan motif batik juga sulit, karena khawatir ditiru perajin lainnya. "Memang ada sejumlah motif atau desain batik yang ditiru perajin lain," kata Larassati.
Ia berharap para perajin batik di Yogyakarta dan sekitarnya yang menggunakan pewarna alam untuk saling berbagi dan bertukar pikiran serta pengalaman tentang penggunaan pewarna alam yang bagus, sehingga menghasilkan kualitas warna yang bagus pula. (ANT-161/K004)
Perajin Batik Minim Pengetahuan Tentang Pewarna Alam
12 November 2010 06:15 WIB
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: