New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah di New York bertahan di kisaran sempit pada Kamis waktu setempat, setelah melonjak dalam beberapa hari terakhir karena pedagang mengunci keuntungan meskipun diprediksi permintaan menguat.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, berakhir pada 87,81 dolar per barel, tidak berubah dari hari sebelumnya.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember berada pada 88,81 dolar, turun 15 sen dibandingkan dengan penutupan Rabu setelah menyentuh tertinggi dua tahun.
Harga minyak telah didukung dalam beberapa pekan terakhir oleh dolar yang lebih lemah, dan prospek pemulihan kuat dari perkiraan ekonomi global.
"Baik di sisi permintaan dan di sisi mata uang, ada ekspektasi harga bergerak lebih tinggi," kata Jason Schenker dari Prestige Economics.
Schenker menambahkan bahwa ada beberapa yang "mengambil keuntungan ketika kami sampai di tertinggi," mengurangi rally.
Berita dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan peningkatan permintaan.
OPEC pada Kamis merevisi naik proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun ini dan tahun depan di tengah optimisme hati-hati tentang prospek ekonomi global.
OPEC mengatakan memproyeksikan pertumbuhan permintaan minyak dunia sebesar 1,3 juta barel per hari untuk 2010, dibandingkan, naik 190.000 barel dari estimasi sebelumnya.
"Meskipun penilaian ekonomi awal meremehkan kegiatan ekonomi paruh kedua tahun ini, permintaan minyak meningkat di kuartal ketiga dan kuartal keempat," tulis OPEC.
Laporan ini datang sehari setelah data resmi menunjukkan stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, berkurang 3,3 juta barel di pekan yang berakhir 5 November dibandingkan dengan perkiraan naik. (A026/K004)
Harga Minyak Bertahan Setelah Melonjak
12 November 2010 04:45 WIB
(ANTARAGrafis)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: