Sidang Tahunan MPR
Vaksin Merah Putih diharapkan bisa digunakan mulai pertengahan 2022
16 Agustus 2021 11:38 WIB
Arsip Foto. Peneliti mengembangkan vaksin Merah Putih di fasilitas milik PT Bio Farma di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj/pri)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa vaksin Merah Putih, vaksin COVID-19 yang dikembangkan di dalam negeri, diharapkan bisa mulai digunakan pada pertengahan tahun 2022.
"Kita mengharapkan bahwa vaksin Merah Putih sudah bisa mulai diberikan di pertengahan tahun 2022 karena sekarang masih dalam berbagai proses," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD mengemukakan bahwa masalah penyediaan vaksin, obat, dan alat kesehatan dalam upaya penanggulangan COVID-19 harus segera dipecahkan.
Amin mengatakan bahwa pengembangan vaksin Merah Putih merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19.
Ia mengemukakan, Indonesia untuk pertama kalinya membuat vaksin dari nol dalam pengembangan vaksin Merah Putih, sehingga prosesnya tidak secepat perusahaan-perusahaan vaksin besar yang sudah sejak lama membuat dan memproduksi vaksin.
"Memang kita mengantisipasi sekitar 18 bulan sampai 24 bulan lah untuk membuat vaksin itu sendiri. Tidak bisa secepat perusahaan-perusahaan vaksin yang besar yang memang sudah mulai sejak lama," katanya.
Amin mengatakan, menurut perhitungan proses pengembangan vaksin Merah Putih sampai vaksin tersebut bisa digunakan membutuhkan waktu sekitar dua tahun.
Menurut dia, 90 persen kegiatan penelitian dan pengembangan bibit vaksin Merah Putih sudah diselesaikan.
"Saat ini kita sedang masuk di proses peralihan. Dari sejak Januari lalu kami sudah bekerja sama dengan Bio Farma untuk melakukan scaling up, optimasi, dan meningkatkan yield atau produktivitasnya," kata Amin.
Amin mengatakan bahwa selanjutnya vaksin Merah Putih juga harus melewati proses pengujian untuk mengetahui tingkat keamanan dan kemanjuran maupun kehalalan.
Baca juga:
Eijkman: Vaksin Merah Putih di tahap peralihan ke industri
Menteri BUMN ingin Indonesia produksi sendiri vaksin COVID-19
"Kita mengharapkan bahwa vaksin Merah Putih sudah bisa mulai diberikan di pertengahan tahun 2022 karena sekarang masih dalam berbagai proses," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD mengemukakan bahwa masalah penyediaan vaksin, obat, dan alat kesehatan dalam upaya penanggulangan COVID-19 harus segera dipecahkan.
Amin mengatakan bahwa pengembangan vaksin Merah Putih merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19.
Ia mengemukakan, Indonesia untuk pertama kalinya membuat vaksin dari nol dalam pengembangan vaksin Merah Putih, sehingga prosesnya tidak secepat perusahaan-perusahaan vaksin besar yang sudah sejak lama membuat dan memproduksi vaksin.
"Memang kita mengantisipasi sekitar 18 bulan sampai 24 bulan lah untuk membuat vaksin itu sendiri. Tidak bisa secepat perusahaan-perusahaan vaksin yang besar yang memang sudah mulai sejak lama," katanya.
Amin mengatakan, menurut perhitungan proses pengembangan vaksin Merah Putih sampai vaksin tersebut bisa digunakan membutuhkan waktu sekitar dua tahun.
Menurut dia, 90 persen kegiatan penelitian dan pengembangan bibit vaksin Merah Putih sudah diselesaikan.
"Saat ini kita sedang masuk di proses peralihan. Dari sejak Januari lalu kami sudah bekerja sama dengan Bio Farma untuk melakukan scaling up, optimasi, dan meningkatkan yield atau produktivitasnya," kata Amin.
Amin mengatakan bahwa selanjutnya vaksin Merah Putih juga harus melewati proses pengujian untuk mengetahui tingkat keamanan dan kemanjuran maupun kehalalan.
Baca juga:
Eijkman: Vaksin Merah Putih di tahap peralihan ke industri
Menteri BUMN ingin Indonesia produksi sendiri vaksin COVID-19
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: