Jakarta (ANTARA) - Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Indonesia Imam Budidarmawan Prasodjo mendorong berbagai komunitas untuk membangun ketangguhan di tengah pandemi COVID-19.

"Kalau melihat situasi yang ada di lingkungan kita, maka yang jadi pertaruhan adalah kelanjutan kehidupan bangsa. Pandemi ini tidak sekadar kecerdasan beradaptasi di kalangan pemerintah pusat dan daerah, tapi warga secara menyeluruh," kata Imam Budidarmawan Prasodjo saat dikonfirmasi ANTARA melalui sambungan telepon, Senin pagi.

Imam mengatakan ketangguhan menghadapi pandemi COVID-19 di tingkat komunitas seperti perkantoran, tempat ibadah, pasar dan sebagainya perlu ditingkatkan sebab kerap memicu kerumunan yang berpotensi pada penularan virus Corona.

Imam mengemukakan terdapat tiga pilar dalam membangun ketangguhan. Pertama, taat pada protokol kesehatan. "Ini paling sulit, mengubah perilaku kita agar disiplin," katanya.

Baca juga: Komunitas Bersama bagikan bantuan untuk masyarakat terdampak COVID-19

Baca juga: Jubir: Pemerintah lakukan penilaian level situasi pandemi per pekan


Kedua, kata Imam, adalah vaksinasi. "Langkah yang paling efektif adalah vaksinasi. Mudah-mudahan vaksinnya tersedia," katanya.

Alasan sejumlah masyarakat yang tidak mau divaksinasi, kata Imam, berisiko mencelakai orang lain. "Ada memang efikasi vaksin yang tidak 100 persen, namun secara ilmiah sudah terbukti bahwa vaksin melindungi kita," katanya.

Pilar ketiga, menurut Imam, adalah meningkat ketahanan tubuh yang perlu ditunjang melalui pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan program kebun gizi.

"Vitamin yang tidak harus beli seperti vitamin C dari buah-buahan jeruk, bahkan cabai pun bisa kita tanam melalui gerakan menanam tumbuh-tumbuhan untuk keperluan dapur kita yang mengandung vitamin," katanya.*

#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua

Baca juga: Cegah COVID-19 Komunitas Birma Peduli bagikan 10.000 vitamin

Baca juga: Satgas COVID-19 minta kegiatan komunitas di RT/RW diawasi ketat