Purwokerto (ANTARA) - Dokter spesialis paru dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dr. Wisuda Moniqa Silviyana, Sp.P mengingatkan bahwa protokol VDJ yaitu ventilasi, durasi dan jarak merupakan strategi tambahan untuk mengurangi risiko terinfeksi COVID-19.

"VDJ merupakan strategi tambahan bagi kondisi saat ini, sebagai upaya mengurangi risiko terinfeksi COVID-19," katanya melalui wawancara virtual dengan ANTARA di Purwokerto, Minggu.

Dia menjelaskan, bahwa pada saat ini masyarakat sudah sangat mengenal dengan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan.

"Kendati demikian karena pada saat ini virus SARS CoV-2 sudah bermutasi menjadi varian baru yang lebih mudah menular bagi masyarakat maka VDJ diperlukan sebagai strategi tambahan untuk mencegah paparan virus," katanya.

Baca juga: Varian Delta lebih cepat menular pada anak-anak
Baca juga: Fauci: Varian Delta di balik lebih dari 80 persen kasus COVID di AS


Dia menjelaskan bahwa virus SARS CoV-2 dapat menular dari orang yang terinfeksi melalui partikel yang keluar dari saluran napas orang tersebut saat bernapas, bicara, batuk, bersin atau tertawa.

"Partikel tersebut disebut droplets yang bisa terpercik jatuh ke permukaan dan bisa juga oleh sebab penguapan berubah lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut aerosol," katanya.

Dengan demikian, kata dia, saat bertemu seseorang yang terinfeksi maka memiliki risiko untuk tertular.

"Karena itu, selain selalu menggunakan masker pastikan kita berada dalam ruangan yang memiliki ventilasi baik jika bertemu orang lain. Selain itu, jika perlu bertemu orang atur durasi pertemuan jangan terlalu lama dan jaga jarak fisik," katanya.

Dia menambahkan bahwa jarak fisik yang perlu diperhatikan, paling dekat adalah satu meter.

"Selain itu, diperlukan juga etika saat batuk yakni dengan menutup menggunakan lengan saat batuk," katanya.

Baca juga: Kemenkes: Varian Delta enam kali lebih cepat menular dari Alfa
Baca juga: Pakar: Varian Delta menular saat berpapasan perlu pembuktian ilmiah


Selain hal tersebut, dia juga mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi COVID-19 begitu ada kesempatan.

"Berdasarkan penelitian, vaksinasi sangat efektif melindungi. Walaupun seseorang tetap memiliki kemungkinan terkena COVID-19 setelah divaksin, namun vaksinasi efektif dalam mencegah seseorang terkena COVID-19 bergejala berat yang memerlukan perawatan," katanya.

Pemberian Vaksinasi COVID-19, kata dia, merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif.

Sehingga apabila tetap terpapar, seseorang telah mempunyai kekebalan dan diharapkan mengalami kondisi yang ringan.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk segera divaksin mengingat Indonesia menjadikan pelaksanaan vaksinasi sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19.

Baca juga: Cegah COVID-19, perhatikan desinfeksi-ventilasi udara bioskop
Baca juga: Jubir: Masker ganda 95 persen efektif cegah percikan droplet
Baca juga: Kemenkes sampaikan latar belakang anjuran penggunaan masker ganda