Menag: Vaksinasi di pesantren bakal percepat target dua juta dosis
14 Agustus 2021 19:02 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan secara virtual pada kick off program vaksinasi di lingkungan pesantren, Sabtu (14/8/2021). ANTARA/HO-Kemenag/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai vaksinasi di pesantren menjadi salah satu bagian strategis dalam mempercepat target vaksinasi yang dicanangkan pemerintah, yakni dua juta dosis per hari.
"Saya mengajak kiai, santri, pesantren, serta tokoh agama, lembaga keagamaan, dan seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama sukseskan vaksinasi," katanya saat memberikan sambutan dalam peluncuran program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" yang diinisiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu telah dimulai pada Sabtu.
Menurut dia, pesantren dapat mempercepat target vaksinasi yang diusung pemerintah, sebab pesantren merupakan sebuah ekosistem. Selain kiai, ustadz, dan santri, tercakup di dalamnya juga masyarakat sekitar pesantren.
"Jika vaksin diberikan ke pesantren, maka secara ekosistem juga akan terbantu," kata dia.
Baca juga: Budi Gunawan: BIN utamakan vaksinasi di pondok pesantren
Ia berharap, para tokoh agama ikut memberikan penjelasan ke masyarakat tentang maksud, tujuan, dan pentingnya vaksinasi.
Sebab, katanya, hingga saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin dengan berbagai alasan.
"Kita berharap semua mengambil peran menjelaskan. Masyarakat menolak karena mereka mungkin belum memahami. Para tokoh agama diharapkan memberikan pencerahan," katanya.
Yaqut juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan disiplin 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas) setelah divaksin.
"Jangan berkerumun di lokasi vaksinasi. Pastikan disiplin 5M, gunakan masker dan cuci tangan. Tetap prokes dijaga," kata dia.
Baca juga: Presiden tinjau vaksinasi bagi ulama, santri, tokoh agama di Jateng
Kakanwil Kemenag Jabar Adib mengatakan vaksinasi santri sangat strategis, sebab santri adalah generasi muda yang siap berada di garda terdepan untuk menyelamatkan NKRI.
Santri, kata dia, menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi gempuran COVID-19.
"Saat santri siap divaksin, insyaallah masyarakat luas akan lebih siap lagi," katanya.
Dari data yang diperolehnya, ada sekitar tiga juta santri yang menuntut ilmu di sejumlah pesantren di Jawa Barat. Maka program vaksinasi ini dianggap rasional dalam upaya mempercepat pembentukan kekebalan kelompok.
"Santri yang tercatat Kemenag (Jabar, red.) mencapai 3.120.000. Ini masih ada sejumlah pesantren yang belum tercatat," kata dia.
Baca juga: Seribuan santri ikuti vaksinasi yang digelar Polres Pandeglang
Baca juga: GP Ansor-Polres Bogor gelar vaksinasi sasar santri dan kiai
Baca juga: 800 santri di Kota Tangerang ikuti vaksinasi
"Saya mengajak kiai, santri, pesantren, serta tokoh agama, lembaga keagamaan, dan seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama sukseskan vaksinasi," katanya saat memberikan sambutan dalam peluncuran program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" yang dipantau dari Jakarta, Sabtu.
Program "Tiga Juta Pesantren Jawa Barat Siap Divaksin" yang diinisiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu telah dimulai pada Sabtu.
Menurut dia, pesantren dapat mempercepat target vaksinasi yang diusung pemerintah, sebab pesantren merupakan sebuah ekosistem. Selain kiai, ustadz, dan santri, tercakup di dalamnya juga masyarakat sekitar pesantren.
"Jika vaksin diberikan ke pesantren, maka secara ekosistem juga akan terbantu," kata dia.
Baca juga: Budi Gunawan: BIN utamakan vaksinasi di pondok pesantren
Ia berharap, para tokoh agama ikut memberikan penjelasan ke masyarakat tentang maksud, tujuan, dan pentingnya vaksinasi.
Sebab, katanya, hingga saat ini masih ada sebagian masyarakat yang menolak vaksin dengan berbagai alasan.
"Kita berharap semua mengambil peran menjelaskan. Masyarakat menolak karena mereka mungkin belum memahami. Para tokoh agama diharapkan memberikan pencerahan," katanya.
Yaqut juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan disiplin 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas) setelah divaksin.
"Jangan berkerumun di lokasi vaksinasi. Pastikan disiplin 5M, gunakan masker dan cuci tangan. Tetap prokes dijaga," kata dia.
Baca juga: Presiden tinjau vaksinasi bagi ulama, santri, tokoh agama di Jateng
Kakanwil Kemenag Jabar Adib mengatakan vaksinasi santri sangat strategis, sebab santri adalah generasi muda yang siap berada di garda terdepan untuk menyelamatkan NKRI.
Santri, kata dia, menjadi benteng pertahanan dalam menghadapi gempuran COVID-19.
"Saat santri siap divaksin, insyaallah masyarakat luas akan lebih siap lagi," katanya.
Dari data yang diperolehnya, ada sekitar tiga juta santri yang menuntut ilmu di sejumlah pesantren di Jawa Barat. Maka program vaksinasi ini dianggap rasional dalam upaya mempercepat pembentukan kekebalan kelompok.
"Santri yang tercatat Kemenag (Jabar, red.) mencapai 3.120.000. Ini masih ada sejumlah pesantren yang belum tercatat," kata dia.
Baca juga: Seribuan santri ikuti vaksinasi yang digelar Polres Pandeglang
Baca juga: GP Ansor-Polres Bogor gelar vaksinasi sasar santri dan kiai
Baca juga: 800 santri di Kota Tangerang ikuti vaksinasi
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: