209 pasien COVID-19 di Buleleng dipindah ke tempat isolasi terpusat
14 Agustus 2021 17:18 WIB
Apel Gelar Pasukan Pergeseran Isoman ke Isoter di Lapangan Ngurah Rai, Singaraja, Buleleng, Sabtu (14/8/2021). ANTARA//Made Adnyana.
Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Sebanyak 209 orang pasien COVID-19 di Kabupaten Buleleng, Bali, yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah segera dipindahkan ke tempat isolasi terpusat (isoter).
"Pemindahan dilakukan guna memutus rantai penyebaran COVID-19, khususnya pada klaster keluarga," kata Wakil Bupati yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng I Nyoman Sutjidra setelah Apel Gelar Pasukan Pergeseran Isoman ke Isoter di Lapangan Ngurah Rai, Singaraja, Buleleng, Sabtu.
Dengan pengalaman satu bulan penyelenggaraan isoter, hasilnya sangat baik dan pasien COVID-19 yang menjalani isoter mengalami kesembuhan yang sangat signifikan. "Selama ini pasien yang melakukan isoter tidak ada yang tidak sembuh ataupun mengalami kematian," jelasnya.
Menurut Sutjidra, pasien COVID-19 yang menjalani isoman tidak dapat dijamin untuk melakukan isolasi secara disiplin, sehingga perlu untuk dipindahkan ke tempat isoter.
"Isoter yang dilakukan Buleleng selama ini sudah terbukti dan dijadikan contoh untuk kabupaten/kota lainnya di Bali," katanya.
Hal ini dikarenakan satu-satunya kabupaten yang bisa memobilisasi sampai 600 pasien lebih di tempat isoter yang ada adalah Buleleng.
Baca juga: Satgas COVID-19 Buleleng tambah tempat isolasi terpusat
Baca juga: Satgas Bali: Kabupaten Buleleng catat kasus kematian tertinggi
Ia mengungkapkan, sejauh ini, masih ada 209 pasien dari sembilan kecamatan yang harus dipindahkan ke tempat isoter. Jumlah tersebut masih di bawah ketersediaan tempat tidur yang mencapai 270 buah.
"Kita targetkan hari ini semua isoman digeser ke isoter kabupaten. Pada proses pergeseran isoman ke isoter, Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng melibatkan personel TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," katanya.
Pada saat penjemputan, Satgas Penanganan COVID-19 sudah menyiapkan dua bus, lima minibus dan didukung dari kendaraan Kodim 1609/Buleleng serta kendaraan dari Polres Buleleng.
"Kita harus selesaikan hari ini. Para personel sudah mulai bergerak. Diperkirakan Pukul 13.00 WITA sudah berada di masing-masing Desa. Dengan ini kemungkinan nanti sore sudah ada kepastian," ungkap dia.
Seandainya ada salah satu isoman yang menolak untuk digeser ke isoter, Sutjidra mengatakan Satgas Penanganan COVID-19 sudah melaksanakan rapat koordinasi bersama aparat desa maupun Desa Adat bahwa ada diskresi tidak semua yang melakukan isoman digeser ke isoter.
Seperti apa yang sudah dilaporkan bahwa ada ibu yang baru melahirkan terkonfirmasi COVID-19. "Itu akan menjadi tanggung jawab desa. Selain itu juga ada pasien yang hidup sebatang kara mungkin kita diskresikan dengan catatan desa dan desa adat betul-betul bertanggung jawab. Ada juga tenaga kesehatan (nakes) yang mengawasi," tutup Sutjidra.
Baca juga: Buleleng targetkan 17.000 dosis Astrazeneca tuntas dalam pekan ini
Baca juga: Satgas COVID-19 Nasional temukan dua desa "bebas" COVID-19 di Buleleng
Baca juga: Buleleng terapkan PPKM Mikro pada enam desa/kelurahan
"Pemindahan dilakukan guna memutus rantai penyebaran COVID-19, khususnya pada klaster keluarga," kata Wakil Bupati yang juga Wakil Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng I Nyoman Sutjidra setelah Apel Gelar Pasukan Pergeseran Isoman ke Isoter di Lapangan Ngurah Rai, Singaraja, Buleleng, Sabtu.
Dengan pengalaman satu bulan penyelenggaraan isoter, hasilnya sangat baik dan pasien COVID-19 yang menjalani isoter mengalami kesembuhan yang sangat signifikan. "Selama ini pasien yang melakukan isoter tidak ada yang tidak sembuh ataupun mengalami kematian," jelasnya.
Menurut Sutjidra, pasien COVID-19 yang menjalani isoman tidak dapat dijamin untuk melakukan isolasi secara disiplin, sehingga perlu untuk dipindahkan ke tempat isoter.
"Isoter yang dilakukan Buleleng selama ini sudah terbukti dan dijadikan contoh untuk kabupaten/kota lainnya di Bali," katanya.
Hal ini dikarenakan satu-satunya kabupaten yang bisa memobilisasi sampai 600 pasien lebih di tempat isoter yang ada adalah Buleleng.
Baca juga: Satgas COVID-19 Buleleng tambah tempat isolasi terpusat
Baca juga: Satgas Bali: Kabupaten Buleleng catat kasus kematian tertinggi
Ia mengungkapkan, sejauh ini, masih ada 209 pasien dari sembilan kecamatan yang harus dipindahkan ke tempat isoter. Jumlah tersebut masih di bawah ketersediaan tempat tidur yang mencapai 270 buah.
"Kita targetkan hari ini semua isoman digeser ke isoter kabupaten. Pada proses pergeseran isoman ke isoter, Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng melibatkan personel TNI, Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Perhubungan, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," katanya.
Pada saat penjemputan, Satgas Penanganan COVID-19 sudah menyiapkan dua bus, lima minibus dan didukung dari kendaraan Kodim 1609/Buleleng serta kendaraan dari Polres Buleleng.
"Kita harus selesaikan hari ini. Para personel sudah mulai bergerak. Diperkirakan Pukul 13.00 WITA sudah berada di masing-masing Desa. Dengan ini kemungkinan nanti sore sudah ada kepastian," ungkap dia.
Seandainya ada salah satu isoman yang menolak untuk digeser ke isoter, Sutjidra mengatakan Satgas Penanganan COVID-19 sudah melaksanakan rapat koordinasi bersama aparat desa maupun Desa Adat bahwa ada diskresi tidak semua yang melakukan isoman digeser ke isoter.
Seperti apa yang sudah dilaporkan bahwa ada ibu yang baru melahirkan terkonfirmasi COVID-19. "Itu akan menjadi tanggung jawab desa. Selain itu juga ada pasien yang hidup sebatang kara mungkin kita diskresikan dengan catatan desa dan desa adat betul-betul bertanggung jawab. Ada juga tenaga kesehatan (nakes) yang mengawasi," tutup Sutjidra.
Baca juga: Buleleng targetkan 17.000 dosis Astrazeneca tuntas dalam pekan ini
Baca juga: Satgas COVID-19 Nasional temukan dua desa "bebas" COVID-19 di Buleleng
Baca juga: Buleleng terapkan PPKM Mikro pada enam desa/kelurahan
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: