Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp160 triliun atau 98,4 persen dari target dalam APBN-P 2010 sebesar Rp162,5 triliun.

Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto saat ditemui di Jakarta Selasa mengatakan, realisasi penerbitan surat berharga negara tersebut per 9 November dengan kepemilikan asing mencapai 30,15 persen atau Rp193,66 triliun dari total "outstanding tradeable" SBN Rp642 triliun.

"Berarti kenaikan kepemilikan asing sejak awal 2010 sekitar Rp85 triliun," ujarnya.

Ia mengatakan, tahun depan target penerbitan SBN diperkirakan mencapai sekitar Rp200 triliun.

"Tahun depan sekitar itulah, kita lihat dari jatuh tempo, buyback, kemudian untuk defisit financing sekitar Rp200 trilunan, itu untuk sementara," ujar Rahmat.

Mengenai penerbitan Samurai Bond, ia menjelaskan, pemerintah kemungkinan akan kembali menerbitkan obligasi berdenominasi Yen tersebut pada 2011 dengan memakai skema baru tanpa penjaminan dari JBIC, apabila Indonesia telah mendapatkan "investment grade".

"Bedanya kalau yang dulu hanya untuk situasi krisis, kalau saat ini `anytime`, bahkan tidak hanya pemerintah, bisa juga BUMN kalau mau menerbitkan samurai bisa mendapatkan fasilitas penjaminan dari JBIC, tapi kalau pemerintah Indonesia sudah mendapatkan `investment grade`, itu tidak perlu lagi jaminan," ujarnya.

Sedangkan, mengenai penerbitan global bond serta obligasi berdenominasi euro, ia menjelaskan masih akan mengkaji kembali mengenai rencana tersebut yang diperkirakan terbit tahun depan.

"Ya itu semua kita kaji, cuma mana yang mau kita terbitkan keputusannya nanti," ujarnya.

Untuk tahun ini, ia menjelaskan, pemerintah masih melakukan penerbitan surat berharga negara sebanyak dua kali lagi untuk memenuhi target pembiayaan APBN-P 2010

"Kalau target ya 100 persen, masih ada dua kali penerbitan lagi," ujarnya.

(ANT/S026)