Jakarta (ANTARA) - Perencana keuangan senior Aidil Akbar menyarankan calon investor milenial agar mengenali risiko terlebih dahulu sebelum mulai terjun berinvestasi.

"Milenial cenderung banyak yang berinvestasi karena hanya ikut-ikutan, sehingga belum paham memitigasi risiko yang akan terjadi," kata Aidil kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, mengenali risiko sebelum berinvestasi sangat penting dan bisa dipelajari di mana saja, termasuk melalui media sosial dan kelas-kelas daring yang cukup banyak di tengah pandemi.

Namun, calon investor milenial tetap harus bisa selektif memilih media sosial maupun kelas-kelas daring, mengingat majunya teknologi saat ini bisa saja menyesatkan.

"Kalau media sosial biasanya hanya memberitahu kulit-kulitnya saja, lebih baik kelas daring dari institusi yang jelas dan berbayar," ucap Aidil.

Aidil menjelaskan, merogoh kocek sedikit untuk kelas daring dan mempelajari risiko investasi akan lebih baik daripada merugi karena minimnya pengetahuan saat berinvestasi.

Setelah mengerti dasar dasar dan risiko berinvestasi, ia menyebutkan bahwa calon investor milenial harus bisa memposisikan diri akan jadi apa ke depannya, seorang investor jangka panjang atau trader yang cenderung hanya dalam jangka pendek agar mengerti strategi yang harus diterapkan dan instrumen apa yang harus dipilih.

Kemudian, saat berinvestasi disarankan memakai uang dingin atau dana yang tidak diperlukan dan memang ditujukan untuk berinvestasi, bukan uang panas atau uang yang diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari, mengingat investasi cenderung berjangka panjang.

Aidil juga menyarankan agar para calon investor milenial bisa berinvestasi secara perlahan dan tidak terburu-buru menanamkan modalnya dengan jumlah yang sangat besar.

"Kenali dulu saja risikonya, rasakan dulu naik-turunnya karena risikonya berbeda-beda," katanya.

Baca juga: Investor disarankan rasional dan tak ikut-ikutan dalam membeli saham
Baca juga: Kemenkeu: generasi milenial dominasi investasi SBN ritel
Baca juga: Pakar: Jumlah investor milenial meningkat saat pandemi COVID-19