Jakarta (ANTARA) - Setiap orang membutuhkan waktu bagi dirinya sendiri atau me time untuk menghilangkan stres dan mengisi kembali energi yang telah terbuang.

Mia Dharma, Certified Image Consultant & Professional Trainer mengatakan rasa lelah, jenuh dan stres adalah hal manusiawi yang tak dapat dihindari. Masalah ini tentu harus diatasi agar tidak berkepanjangan, caranya adalah mengontrol stres dengan menyediakan waktu untuk diri sendiri.

"Kalau jenuh ya istirahat, cari waktu 20 menit sehari untuk mencari hal-hal yang kita senangi atau sukai, ibarat seperti handphone perlu di charge. 20 menit bikin kita fresh lagi, mood jadi bagus dan lakukan lagi tanggung jawab sebagai ibu, istri dan wanita," ujar Mia dalam diskusi "Empowered Alpha Moms" pada Kamis (12/8).

Saat melepas stres banyak hal yang bisa dilakukan seperti minum kopi, nonton serial, memasak, belanja online, membaca atau hanya sekadar duduk tanpa melakukan apa-apa.

Mia mengatakan seseorang yang merasa bahagia akan menularkan energi positif bagi orang-orang di sekelilingnya, begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya, penting untuk membuat diri sendiri nyaman sebelum menyenangkan orang lain.

"Apa yang dilakukan akan membawa dampak positif, jadi temukan hal-hal yang disukai, misalnya di rumah tetap dandan. Melakukan hal-hal yang kita senangi itu penting sebelum membuat orang lain happy, diri sendiri harus happy," kata Mia.

Lebih lanjut Mia mengatakan, setiap orang harus bisa mengatur energinya dengan seimbang untuk menjaga tingkat kewarasan. Meminta tolong orang lain dalam menghadapi masalah, juga merupakan cara untuk mengelola emosi.

"Kita harus mengakui bahwa kita butuh orang lain, jadi namanya wanita hebat, wanita kuat bukan berarti dia harus tampil sendiri tapi di satu sisi harus berani minta tolong. Itu buat support system dan pasti punya me time," ujar Mia.

Baca juga: Pentingnya "me time" bagi orang tua dengan anak autisme

Baca juga: Tiga hal agar para ibu bangkit dari situasi krisis

Baca juga: Yoga jadi alternatif tenangkan tubuh dan pikiran saat pandemi