Pemerintah Daerah Beri Pendampingan Mental Anak Pengungsi Merapi
7 November 2010 23:45 WIB
Sejumlah siswa belajar di tenda darurat sementara di pengungsian bencana Gunung Merapi di keputren, Kemalang, Klaten, Selasa (2/11). (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah daerah akan memberi pendampingan anak-anak usia sekolah korban letusan Gunung Merapi di tempat pengungsian yang tersebar di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk memulihkan mental mereka.
"Kami akan memberi pendampingan selama mereka berada di tempat pengungsian," kata Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Sleman Endang Puji Astuti, di Selam, Senin.
Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan alat permainan untuk anak usia 7 tahun hingga 12 tahun dan alat rekreasi untuk anak SMP. Nanti semua itu akan diberikan setelah tahap tanggap darurat selesai agar mental mereka pulih kembali, namun kini tengah melakukan pendampingan.
Ia mengatakan kini sudah ada pendampingan dari berbagai lembaga melalui "psiko social program" sesuai kapasitasnya. Pascatanggap darurat ini direncanakan UNICEF akan memberikan alat-alat permainan untuk memulihkan mental anak-anak korban letusan Gunung Merapi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Malindati Nuraini mengatakan para pengungsi di tempat pengungsian Stadion Maguwoharjo ada sekitar 600 orang yang menderita sakit infeksi saluran pernapasan akut dan syok karena letusan Gunung Merapi.
"Mereka telah ditangani tenaga medis yang mengelola Pos Kesehatan di Stadion Maguwoharjo, sedangkan yang tidak bisa ditangani di poskes dirujuk di rumah sakit," katanya.
Dinkes Sleman hingga kini telah membuat pos kesehatan di tiga titik, yakni di sayap timur, yaitu titik pertama untuk pemilahan pasien sebelum ditangani dan 2 titik untuk poliklinik, sedangkan ibu, bayi, dan ibu hamil diberikan ruangan tersendiri di sayap barat.
Ia mengatakan semua pasien di tempat pengungsian ini bisa terlayani dengan baik. "Kami mendapat bantuan tenaga medis dari UGM Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur," katanya.
Menyinggung masalah stok obat, ia mengatakan persediaan obat hingga kini mencukupi. "Kalau stok obat selalu mencukpi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi di Stadion Maguwoharjo," katanya.
Jumlah pengungsi di Stadion Maguwoharjo Yogyakarta hingga kini mencapai 36.000 pengungsi, belum di tempat pengungsian lain, seperti di universitas negeri dan swasta di provinsi ini. (ANT/K004)
"Kami akan memberi pendampingan selama mereka berada di tempat pengungsian," kata Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Sleman Endang Puji Astuti, di Selam, Senin.
Menurut dia, pemerintah sudah menyiapkan alat permainan untuk anak usia 7 tahun hingga 12 tahun dan alat rekreasi untuk anak SMP. Nanti semua itu akan diberikan setelah tahap tanggap darurat selesai agar mental mereka pulih kembali, namun kini tengah melakukan pendampingan.
Ia mengatakan kini sudah ada pendampingan dari berbagai lembaga melalui "psiko social program" sesuai kapasitasnya. Pascatanggap darurat ini direncanakan UNICEF akan memberikan alat-alat permainan untuk memulihkan mental anak-anak korban letusan Gunung Merapi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Malindati Nuraini mengatakan para pengungsi di tempat pengungsian Stadion Maguwoharjo ada sekitar 600 orang yang menderita sakit infeksi saluran pernapasan akut dan syok karena letusan Gunung Merapi.
"Mereka telah ditangani tenaga medis yang mengelola Pos Kesehatan di Stadion Maguwoharjo, sedangkan yang tidak bisa ditangani di poskes dirujuk di rumah sakit," katanya.
Dinkes Sleman hingga kini telah membuat pos kesehatan di tiga titik, yakni di sayap timur, yaitu titik pertama untuk pemilahan pasien sebelum ditangani dan 2 titik untuk poliklinik, sedangkan ibu, bayi, dan ibu hamil diberikan ruangan tersendiri di sayap barat.
Ia mengatakan semua pasien di tempat pengungsian ini bisa terlayani dengan baik. "Kami mendapat bantuan tenaga medis dari UGM Yogyakarta, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur," katanya.
Menyinggung masalah stok obat, ia mengatakan persediaan obat hingga kini mencukupi. "Kalau stok obat selalu mencukpi untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi di Stadion Maguwoharjo," katanya.
Jumlah pengungsi di Stadion Maguwoharjo Yogyakarta hingga kini mencapai 36.000 pengungsi, belum di tempat pengungsian lain, seperti di universitas negeri dan swasta di provinsi ini. (ANT/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: