Indonesia berhasil tekan 60.000 kasus aktif COVID-19
12 Agustus 2021 16:34 WIB
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Dr. Dewi Nur Aisyah dalam talk show daring “COVID-19 Dalam Angka: Evaluasi Kepatuhan Protokol Kesehatan dan Perkembangan COVID-19 Agustus 2021” di Jakarta, Kamis (12/8/2021). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan Indonesia berhasil menekan 60.000 lebih kasus aktif COVID-19 dalam skala nasional.
“Kalau pekan lalu, minusnya 38.000 kasus aktif. Di pekan terakhir, kita mampu menurunkan minus 60.902 kasus aktif dalam tujuh hari terakhir per tanggal 8 Agustus 2021. Karena kita mengevaluasi perpekan, jadi trennya sudah cukup baik di level nasional,” kata Dewi di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan secara nasional, Indonesia sudah melewati puncak kasus aktif COVID-19 dengan mengalami penurunan sebanyak 25,77 persen, dengan menekan sebesar 60.902 kasus aktif per tanggal 8 Agustus 2021.
“Dari puncak kita sudah turun 25 persen. Alhamdulillah ini perkembangannya sudah sangat baik. Terakhir jumlah kasus aktif di angka 426.000, masih tetap harus ditekan jumlah kasus aktifnya,” kata dia di talk show daring “COVID-19 Dalam Angka: Evaluasi Kepatuhan Protokol Kesehatan dan Perkembangan COVID-19 Agustus 2021.
Baca juga: Banda Aceh dan Aceh Besar paling tinggi kasus aktif COVID-19
Baca juga: PPKM berlanjut, kasus aktif menurun
Ia menjelaskan, angka kasus aktif yang masih terpantau tinggi menjadi alasan pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali selama sepekan dan di luar pulau Jawa-Bali menjadi dua pekan.
“Setiap pekan kita lihat perkembangan jumlah kasus aktif. Kita ingin minus, artinya terjadi penurunan jumlah kasus aktif. Tapi, kalau kita lihat beberapa pekan terakhir naik, baru dua pekan terakhir ini terjadi penurunan,” kata dia menjelaskan kondisi perkembangan jumlah kasus aktif saat ini.
Walaupun secara nasional telah mengalami penurunan kasus aktif secara signifikan, Dewi mengatakan jumlah kasus aktif di beberapa daerah di luar pulau Jawa-Bali masih tinggi dan memiliki jumlah kasus aktif yang berbeda-beda.
Hal tersebut disebabkan oleh luas wilayah suatu daerah dan waktu penyebaran saat masyarakat melakukan mobilitas sosial.
“Semakin luas wilayahnya, semakin butuh waktu untuk menyebar. Untuk kembali ke dalam kondisi sebelumnya, penurunan juga butuh waktu lagi seperti itu," kata dia.
Jadi memang ada beberapa faktor yg menyebabkan hal tersebut dan juga pengendalian mobilitas yang berjalan semakin baik, kata dia, mobilitas terjaga bisa membuat penurunan juga bisa lebih cepat.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Baca juga: Satgas Bali sebut kasus aktif COVID-19 capai 13.475 orang
Baca juga: Pemkab: Kasus aktif COVID-19 di Purbalingga cenderung menurun
“Kalau pekan lalu, minusnya 38.000 kasus aktif. Di pekan terakhir, kita mampu menurunkan minus 60.902 kasus aktif dalam tujuh hari terakhir per tanggal 8 Agustus 2021. Karena kita mengevaluasi perpekan, jadi trennya sudah cukup baik di level nasional,” kata Dewi di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan secara nasional, Indonesia sudah melewati puncak kasus aktif COVID-19 dengan mengalami penurunan sebanyak 25,77 persen, dengan menekan sebesar 60.902 kasus aktif per tanggal 8 Agustus 2021.
“Dari puncak kita sudah turun 25 persen. Alhamdulillah ini perkembangannya sudah sangat baik. Terakhir jumlah kasus aktif di angka 426.000, masih tetap harus ditekan jumlah kasus aktifnya,” kata dia di talk show daring “COVID-19 Dalam Angka: Evaluasi Kepatuhan Protokol Kesehatan dan Perkembangan COVID-19 Agustus 2021.
Baca juga: Banda Aceh dan Aceh Besar paling tinggi kasus aktif COVID-19
Baca juga: PPKM berlanjut, kasus aktif menurun
Ia menjelaskan, angka kasus aktif yang masih terpantau tinggi menjadi alasan pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali selama sepekan dan di luar pulau Jawa-Bali menjadi dua pekan.
“Setiap pekan kita lihat perkembangan jumlah kasus aktif. Kita ingin minus, artinya terjadi penurunan jumlah kasus aktif. Tapi, kalau kita lihat beberapa pekan terakhir naik, baru dua pekan terakhir ini terjadi penurunan,” kata dia menjelaskan kondisi perkembangan jumlah kasus aktif saat ini.
Walaupun secara nasional telah mengalami penurunan kasus aktif secara signifikan, Dewi mengatakan jumlah kasus aktif di beberapa daerah di luar pulau Jawa-Bali masih tinggi dan memiliki jumlah kasus aktif yang berbeda-beda.
Hal tersebut disebabkan oleh luas wilayah suatu daerah dan waktu penyebaran saat masyarakat melakukan mobilitas sosial.
“Semakin luas wilayahnya, semakin butuh waktu untuk menyebar. Untuk kembali ke dalam kondisi sebelumnya, penurunan juga butuh waktu lagi seperti itu," kata dia.
Jadi memang ada beberapa faktor yg menyebabkan hal tersebut dan juga pengendalian mobilitas yang berjalan semakin baik, kata dia, mobilitas terjaga bisa membuat penurunan juga bisa lebih cepat.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Baca juga: Satgas Bali sebut kasus aktif COVID-19 capai 13.475 orang
Baca juga: Pemkab: Kasus aktif COVID-19 di Purbalingga cenderung menurun
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: