Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan menawarkan Bandara Adi Sumarmo, Solo dan Bandara Ahmad Yani, Semarang, sebagai alternatif, menyusul penutupan Bandara Adisucipto, Yogyakarta, karena krisis Merapi.

"Dua bandara terdekat ya cuma itu. Maskapai bisa alihkan rute ke Solo atau Semarang," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Herry Bhakti S. Gumay, menjawab pers di Jakarta, Jumat.

Namun, tegasnya, maskapai yang bersangkutan harus menyediakan transportasi darat dari Solo atau Semarang ke Yogyakarta.

"Kalau penumpang mau, silahkan diterbangkan. Tetapi kalau tidak ya harus dikembalikan uang tiketnya 100 persen," tegasnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui notam yang dikeluarkan oleh otoritas Bandara Adisucipto, memutuskan untuk menutup bandara itu mulai pukul 09.50 WIB (5/11) hingga pukul 06.00 WIB (6/11).

"Jika kondisi memburuk, bisa saja diperpanjang (penutupan bandara)," katanya.

Akibatnya, sedikitnya 41 penerbangan berjadwal untuk rute penerbangan Jakarta-Yogyakarta dan sebaliknya dibatalkan.

"Hari ini (5/11), total 41 jadwal penerbangan dibatalkan, terdiri 20 keberangkatan dan 21 kedatangan hanya dari Bandara Soetta," kata Kahumas PT AP II Andang Santoso sebelumnya.

Andang merinci dari 41 jadwal itu, terdiri 16 penerbangan milik PT Garuda Indonesia, 16 penerbangan dari Lion Air, tiga penerbangan dari Mandala Airlines, dan dua penerbangan masing-masing dari Batavia Air, AirAsia Indonesia dan Sriwijaya Airlines.

"Meski begitu, sampai sekarang tidak ada penumpukan di Bandara Soetta karena hal itu sudah dikomunikasikan langsung oleh airline kepada seluruh penumpang," tandasnya.

Senior Manager Communications PT Garuda Indonesia (Persero) Ikhsan Rosan membenarkan perusahaanya telah membatalkan 16 rute penerbangan dari dan menuju Bandara Adisujipto, Yogyakarta (5/11).

"Seluruh penerbangan Garuda rute Jakarta-Yogyakarta dan sebaliknya hari ini (5/11) dibatalkan, tidak ada yang dialihkan ke Solo atau Semarang," kata Ikhsan.
(T.E008/R010/P003)