Eko Prasojo: Masyarakat belum bisa aktif pengaruhi kualitas kebijakan
11 Agustus 2021 19:24 WIB
Tangkapan layar Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) periode 2011-2014 Eko Prasojo saat memberikan pemaparannya di diskusi virtual dengan topik "Tata Kelola Negara Berdasarkan Paradigma Pancasila" yang digelar oleh Aliansi Kebangsaan, Rabu (11/8/2021). ANTARA/Youtube Forum Kebangsaan/Muhammad Jasuma Fadholi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) periode 2011—2014 Eko Prasojo mengatakan bahwa masyarakat belum dapat berpartisipasi secara aktif untuk memengaruhi kebijakan pemerintah saat ini.
"Masyarakat belum bisa berpartisipasi secara aktif dalam pembuatan kebijakan yang benar-benar bisa ikut memengaruhi kualitas kebijakan," kata Eko Prasojo dalam diskusi virtual dengan tema "Tata Kelola Negara Berdasarkan Paradigma Pancasila", Rabu.
Hal tersebut disampaikan Eko sebagai salah satu dari sejumlah persoalan politik dan pemerintahan yang saling bertautan.
Selain partisipasi masyarakat, dia juga menyebut sistem politik tanpa kaderisasi tidak akan menghasilkan kader partai politik (parpol) yang tangguh, berkualitas, bermoral, beretika, dan berintegritas.
Ia menyebutkan lemahnya penegakan hukum akan menimbulkan permasalahan ketika bersinggungan dengan birokrasi yang berorientasi kekuasaan, bahkan kedua hal itu saling berkaitan satu sama lain.
Selain itu, timbulnya pemerintahan bayang-bayang yakni para pemodal yang membiayai proses politik dapat memengaruhi birokrasi seperti pengadaan barang dan jasa tanpa melalui prosedur yang baik hingga persoalan perizinan yang tidak semestinya.
"Ini lengkap, pengusaha jadi pemodal (politik) serta masyarakat tidak aktif dan tidak punya kekuatan mengontrol," kata Eko.
Oleh karena itu, Eko memandang perlu memperkuat budaya positif dalam aspek birokrasi untuk membangun dukungan dan legitimasi masyarakat sebagai langkah awal memperbaiki permasalahan yang ada saat ini.
Ia juga menyebutkan empat hal yang bukan hanya mampu menjawab persoalan politik dan pemerintahan, melainkan dapat menjadi elemen mendasar kemajuan bangsa Indonesia, yakni kualitas pengelolaan sumber daya alam, kompetensi sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik, serta kekuatan nilai budaya berlandaskan Pancasila.
"Indonesia punya potensi besar jika bisa menyelaraskan empat hal ini," ujar Eko.
Baca juga: Akademisi setuju oligarki politik harus dilawan
Baca juga: Pakar ingatkan benahi indikator kinerja seiring tuntutan teknologi
"Masyarakat belum bisa berpartisipasi secara aktif dalam pembuatan kebijakan yang benar-benar bisa ikut memengaruhi kualitas kebijakan," kata Eko Prasojo dalam diskusi virtual dengan tema "Tata Kelola Negara Berdasarkan Paradigma Pancasila", Rabu.
Hal tersebut disampaikan Eko sebagai salah satu dari sejumlah persoalan politik dan pemerintahan yang saling bertautan.
Selain partisipasi masyarakat, dia juga menyebut sistem politik tanpa kaderisasi tidak akan menghasilkan kader partai politik (parpol) yang tangguh, berkualitas, bermoral, beretika, dan berintegritas.
Ia menyebutkan lemahnya penegakan hukum akan menimbulkan permasalahan ketika bersinggungan dengan birokrasi yang berorientasi kekuasaan, bahkan kedua hal itu saling berkaitan satu sama lain.
Selain itu, timbulnya pemerintahan bayang-bayang yakni para pemodal yang membiayai proses politik dapat memengaruhi birokrasi seperti pengadaan barang dan jasa tanpa melalui prosedur yang baik hingga persoalan perizinan yang tidak semestinya.
"Ini lengkap, pengusaha jadi pemodal (politik) serta masyarakat tidak aktif dan tidak punya kekuatan mengontrol," kata Eko.
Oleh karena itu, Eko memandang perlu memperkuat budaya positif dalam aspek birokrasi untuk membangun dukungan dan legitimasi masyarakat sebagai langkah awal memperbaiki permasalahan yang ada saat ini.
Ia juga menyebutkan empat hal yang bukan hanya mampu menjawab persoalan politik dan pemerintahan, melainkan dapat menjadi elemen mendasar kemajuan bangsa Indonesia, yakni kualitas pengelolaan sumber daya alam, kompetensi sumber daya manusia, tata kelola pemerintahan yang baik, serta kekuatan nilai budaya berlandaskan Pancasila.
"Indonesia punya potensi besar jika bisa menyelaraskan empat hal ini," ujar Eko.
Baca juga: Akademisi setuju oligarki politik harus dilawan
Baca juga: Pakar ingatkan benahi indikator kinerja seiring tuntutan teknologi
Pewarta: Muhammad Jasuma Fadholi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: