Boyolali (ANTARA News) - Sekitar 2.029 jiwa warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang sebelumnya mengungsi di Kecamatan Sawangan, pada Jumat dievakuasi ke Kota Magelang karena lokasi pengungsian sebelumnya rawan bahaya letusan Gunung Merapi.

Boyolali dan Magelang bagian selatan merupakan dua kawasan di Jawa Tengah yang termasuk rawan bahaya letusan Gunung Merapi.

"Kami melakukan proses evakuasi sebanyak 2.029 jiwa warga Tlogolele, sejak Jumat siang dari Kecamatan Sawangan ke Kota Magelang," kata Komandan Distrik Militer 0724 Boyolali Letkol ARH Soekoso Wahyudi di Boyolali, Jumat.

Menurut Dandim, dipindahkan ribuan pengungsi Tlogolele karena kondisi Sawangan sekarang termasuk dalam kawasan terancam erupsi Merapi.

Dandim mengaku mengalami kesulitan pendataan warga Tlogolele karena titik pengungsian tersebar di berbagai titik.

Lima anggota Koramil Selo, kata dia, mendapingi terus selama warga dalam pengungsian di lokasi baru.

"Lima anggota kami selalu bersama-sama pengungsi, mereka masih mengawasi dan membantu evakuasi penduduk," kata Dandim.

Dandim saat itu memimpin langsung ke lapangan proses evakuasi di Dusun Tumut, Desa Jrakah, dan Dusun/Desa Lencoh Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Menurut Dandim, ada sekitar 100 warga yang masih bertahan di Dukuh Tumut, pihaknya dengan membawa tiga truk untuk melakukan evakuasi ke Boyolali Kota.

Truk sulit masuk ke lokasi dusun tersebut sehingga warga harus dipindahkan dengan mengendarai roda dua, sedangkan yang laki-laki dewasa berjalan kaki bersama anggota.

"Dua truk mengangkut sekitar 80 jiwa warga Tumut dan satu truk lainya membawa sekitar 20 jiwa asal Desa Lencoh," kata Dandim.

Sementara pengungsi yang menderita sakit dan dirujuk ke RSUD Pandan Arang Boyolali sudah mencapai 48 orang. Mereka dari titik titik pengungsian di Kecamatan Musuk dan Boyolali Kota.

Menurut Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali, Endang Kartini, jumlah tersebut masih bisa bertambah karena kondisi cuaca saat ini, selain yang tidak bersahabat juga faktor di pengungsian.

Pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit di antaranya, diare, stroke, ISPA, Konjungtivitas, dan stres. Kondisi ini dampak kelelahan dan trauma akibat bencana Merapi.

Menurut dia, mereka yang dirawat di rumah sakit dari Kecamatan Selo, Musuk, dan Cepogo. Dari 65 pasien yang berobat, 48 orang di antaranya, harus menjalani rawat inap.

(B018/A030/S026)