Jakarta (ANTARA) – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menjalankan sejumlah strategi dan inovasi bisnis guna menyambut era kenormalan baru atau new normal akibat pandemi Covid-19.
Presiden Direktur Tugure Adi Pramana menjelaskan perusahaan telah mempersiapkan berbagai aspek secara berkelanjutan untuk menghadapi era new normal. Untuk manajemen risiko di tengah pandemi, Tugu Re telah membentuk dua tim yakni untuk penanganan kesehatan karyawan dan penanganan proses bisnis.
Dari sisi bisnis, jelas dia, pihaknya melakukan digitalisasi authorisasi, meningkatkan kehati-hatian dalam akseptansi bisnis teruma pada sektor yang terdampak pandemi, dengan tetap mempertahankan praktik pencadangan teknis yang sehat.
“Berbagai skenario uji stres untuk mempertahankan kinerja utama dan untuk diantisipasi dengan baik bahkan untuk kondisi terburuk sekalipun,” tambah Adi Pramana, baru-baru ini.
Selain itu, Adi Pramana menjelaskan bahwa Tugure telah mengambil langkah untuk optimalisasi beban usaha dengan skala prioritas. Perusahaan reasuransi ini juga mengoptimalkan pendapatan investasi.
“Optimalisasi aset keuangan untuk meningkatkan pendapatan investasi dan selisih nilai tukar akibat volatilitas USD dengan eksekusi yang hati-hati dan patuh, menggunakan ALMA,” jelasnya.
Untuk penanganan kesehatan karyawan, Tugure memberlakukan kebijakan pekerja di kantor rata-rata 20 persen dengan standar prokes yang ketat. Pekerjaan seluruh tim, jelas Adi Pramana, memaksimalkan dukungan IT sejak Januari 2020.
Kinerja Bisnis Tugure
Adi Pramana mengatakan pada 2020 industri asuransi dan reasuransi terdampak pandemi Covid-19, seperti halnya kondisi perekonomian nasional.
Menurutnya, perlambatan kinerja industri asuransi yang dimulai pada Maret 2020 memberikan efek domino bagi perusahaan reasuransi.
“Dampak dari pandemi tersebut menjadikan premi bruto Perseroan pada tahun 2020 turun 14 persen dibandingkan tahun 2019,” jelasnya.
Namun dari sisi investasi, kata Adi Pramana, Tugure mampu memanfaatkan momentum kondisi ekonomi dan mencatatkan pertumbuhan hasil investasi 147 persrn atau melebihi anggaran yang ditetapkan.
Pada saat yang sama, perseroan mampu mengelola loss ratio dengan sangat baik dan mempertahankan risk based capital atau RBC di atas 226 persen dengan membukukan hasil usaha positif.
Sementara di sisi klaim pada masa pandemi Covid-19, Tugu Re mencatatkan pertumbuhan klaim sebesar 42 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adi Pramana memerinci, peningkatan klaim tersebut didominasi atau lebih dari 50 persen oleh klaim bencana atau catastrophe pada awal 2020, terutama karena bencana banjir yang dua kali terjadi.
“Serta karena Asuransi Kesehatan, hal ini merupakan bukti komitmen Tugure untuk membantu mitra usaha dalam pemenuhan cashflow, yang sangat penting di masa seperti ini. Guna meningkatkan literasi dan services kepada para mitra usahanya, kami juga menginisiasi webinar kepada mitra usaha untuk lebih memperhatikan sisi legal dalam penanganan klaim di masa pandemi,” jelasnya.
Pada kuartal I/2021, Adi Pramana mengatakan bahwa pendapatan premi bruto masih turun. Namun, dia menegaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 pada kinerja bisnis mulai berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.
“Adapun pada kuartal I dampak pandemi sudah mulai melandai, premi bruto perseroan turun 11 persen dari anggaran. Pada kuartal I perseroan tetap mampu mengelola loss ratio dan RBC dengan baik,” pungkasnya.
Inovasi dan strategi Tugure hadapi new normal
11 Agustus 2021 17:35 WIB
Logo PT Tugu Reasuransi Indonesia (Perseroan/Tugure). ANTARA
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021
Tags: