IPSBI: Pandemi mudahkan bioteknologi dekat dengan generasi milenial
10 Agustus 2021 18:59 WIB
Tangkapan layar Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Dr ret. nat. Sulistyo Emantoko dalam media briefing “Peluncuran Pfizer Biotech Fellowship” secara daring di Jakarta, Selasa (10/8/2021). (FOTO ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Dr ret. nat. Sulistyo Emantoko mengatakan pandemi COVID-19 memudahkan bidang bioteknologi untuk menjadi lebih dekat dengan generasi milenial.
“Jadi pandemi ini membuat suatu hal yang lebih memudahkan kita, terutama generasi milenial itu terpapar (bioteknologi). Kalau saya istilahkan, istilah-istilah pada bioteknologi kesehatan itu mempermudah kita dengan sedikit tambahan apa manfaatnya ke depan,” katanya dalam media briefing “Peluncuran Pfizer Biotech Fellowship” secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan selain melalui istilah-istilah, pandemi COVID-19 memberikan banyak gambaran soal bioteknologi kepada generasi milenial seperti melalui pengetahuan proses pembuatan vaksin, bagaimana cara menggunakan vaksin dan virus COVID-19 itu sendiri.
“Saya yakin banyak yang tertarik untuk mengaplikasikan bioteknologi kesehatan di masa depan mereka ya. Entah mereka sebagai pelaku atau menggunakan produk bioteknologi kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan bioteknologi telah masuk ke dalam bidang kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Untuk bidang kesehatan, bioteknologi memiliki peran membantu memproduksi dan menghasilkan vaksin. Sedangkan dalam bidang pendidikan, telah dibuka program studi bioteknologi kesehatan di sejumlah universitas di Indonesia.
“Secara spesifik, sekitar tahun 2017 pemerintah itu membuat nomenklatur baru yaitu program studi bioteknologi, sebelumnya belum ada. Dengan adanya program spesifik bioteknologi ini, maka pengembangan aplikasi bioteknologi salah satunya di bidang kesehatan itu diharapkan semakin maju semakin bisa didukung sumber daya manusia yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia,” kata Sulistyo Emantoko.
Direktur Kebijakan dan Hubungan Masyarakat Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto juga mengatakan pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum baru kepada calon mahasiswa yang akan belajar di program studi bioteknologi.
“Dengan sosialisasi, peran dan transformasi perguruan tinggi yg didukung dengan industri kemudian konteks pandemi pada saat ini kami berharap memberikan momentum segar yang baru kepada calon mahasiswa untuk mengikuti bidang studi ini di universitas negeri atau swasta,” katanya.
Ia berharap melalui kejadian pandemi COVID-19, calon mahasiswa baru akan menyukai setiap hal yang berhubungan erat dengan bioteknologi kesehatan.
“Mudah mudahan mahasiswa menyukai bidang ini. Ini menjadi sebuah tantangan, tapi saya yakin pandemi ini memberikan angin segar baru kepada calon mahasiswa bioteknologi di Indonesia,” demikian Bambang Chriswanto.
“Jadi pandemi ini membuat suatu hal yang lebih memudahkan kita, terutama generasi milenial itu terpapar (bioteknologi). Kalau saya istilahkan, istilah-istilah pada bioteknologi kesehatan itu mempermudah kita dengan sedikit tambahan apa manfaatnya ke depan,” katanya dalam media briefing “Peluncuran Pfizer Biotech Fellowship” secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan selain melalui istilah-istilah, pandemi COVID-19 memberikan banyak gambaran soal bioteknologi kepada generasi milenial seperti melalui pengetahuan proses pembuatan vaksin, bagaimana cara menggunakan vaksin dan virus COVID-19 itu sendiri.
“Saya yakin banyak yang tertarik untuk mengaplikasikan bioteknologi kesehatan di masa depan mereka ya. Entah mereka sebagai pelaku atau menggunakan produk bioteknologi kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan bioteknologi telah masuk ke dalam bidang kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Untuk bidang kesehatan, bioteknologi memiliki peran membantu memproduksi dan menghasilkan vaksin. Sedangkan dalam bidang pendidikan, telah dibuka program studi bioteknologi kesehatan di sejumlah universitas di Indonesia.
“Secara spesifik, sekitar tahun 2017 pemerintah itu membuat nomenklatur baru yaitu program studi bioteknologi, sebelumnya belum ada. Dengan adanya program spesifik bioteknologi ini, maka pengembangan aplikasi bioteknologi salah satunya di bidang kesehatan itu diharapkan semakin maju semakin bisa didukung sumber daya manusia yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia,” kata Sulistyo Emantoko.
Direktur Kebijakan dan Hubungan Masyarakat Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto juga mengatakan pandemi COVID-19 dapat menjadi momentum baru kepada calon mahasiswa yang akan belajar di program studi bioteknologi.
“Dengan sosialisasi, peran dan transformasi perguruan tinggi yg didukung dengan industri kemudian konteks pandemi pada saat ini kami berharap memberikan momentum segar yang baru kepada calon mahasiswa untuk mengikuti bidang studi ini di universitas negeri atau swasta,” katanya.
Ia berharap melalui kejadian pandemi COVID-19, calon mahasiswa baru akan menyukai setiap hal yang berhubungan erat dengan bioteknologi kesehatan.
“Mudah mudahan mahasiswa menyukai bidang ini. Ini menjadi sebuah tantangan, tapi saya yakin pandemi ini memberikan angin segar baru kepada calon mahasiswa bioteknologi di Indonesia,” demikian Bambang Chriswanto.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: