Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, kedatangan Barack Obama ke Indonesia akan dijadikan momentum untuk memperkuat kerjasama di bidang pendidikan kedua negara yang cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir.

"Bidang pendidikan adalah salah satu target kita," kata Marty ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Marty menjelaskan, kemitraan di bidang pendidikan antara kedua negara cenderung melemah selama sepuluh tahun terakhir. Hal itu bisa dilihat dari menurunnya jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika Serikat.

"Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat berkurang tajam dari 14 ribu hingga tujuh ribu orang," katanya.

Marty berharap perbaikan kerjasama di sektor pendidikan itu bisa memperluas kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk belajar di Amerika Serikat.

Namun demikian, Marty menegaskan, kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat adalah kemitraan menyeluruh, sehingga tidak hanya terbatas pada sektor pendidikan.

Kedatangan Obama ke Indonesia bertepatan dengan peluncuran model kemitraan menyeluruh antara kedua negara tersebut.

"Garis bawahnya adalah kemitraan, `partnership`, berarti ada kesetaraan dalam hubungan kedua negara," katanya.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa juga membenarkan bahwa kerjasama dengan Amerika Serikat tidak hanya terbatas pada satu sektor.

Dia menyebut, pengambangan energi bersih dan ramah lingkungan menjadi bidang kemitraan yang akan dikembangkan, selain sektor pendidikan.

Namun, Hatta tidak memberikan penjelasan rinci ketika ditanya tentang komitmen kemitraan kedua negara dalam bidang ekonomi.

Menurut dia, kerjasama ekonomi, khususnya investasi, antara Indonesia dan Amerika Serikat sudah berjalan baik.

Sementara itu, anggota DPR Komisi I Helmi Fauzi mengatakan, kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan kerja sama dengan negara tersebut.

Ia mengatakan, berbagai hambatan kerja sama yang sebelumnya ada, misalnya di bidang militer dan perdagangan, diharapkan bisa dicairkan dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Obama.

Sedangkan pengamat politik International Center for Information and Development Studies (CIDES) Zainuddin Djakfar menekankan pada unsur kesetaraan kemitraan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Ia mengungkapkan, selama ini seringkali terjadi hubungan yang tidak seimbang antara Indonesia dan AS.

"Dan ini yang sering kali tidak dipahami oleh kementerian luar negeri," katanya.

Barack Obama dijadwalkan sampai di Indonesia pada 9 November 2010. Setelah melakukan kerjasama bilateral bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Obama akan menghadiri jamuan makan malam kenegaraan.

Keesokan harinya, Obama dijadwalkan akan berkunjung ke Masjid Istiqlal dan ke Universitas Indonesia.(F008*P008/K004)