Presiden berharap Indonesia menjadi produsen teknologi
10 Agustus 2021 13:16 WIB
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada Selasa (10/8/2021). ANTARA/Desca Lidya Natalia/am.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap Hari Kebangkitan Teknologi dimanfaatkan sebagai momentum untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen teknologi.
"Ini adalah momentum untuk mempercepat kedaulatan teknologi kita dan menjadikan kita sebagai produsen teknologi," kata Presiden, Selasa, pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-26 dengan tema "Integrasi Riset untuk Indonesia Inovatif: Digital, Green, Blue Economy".
"Ada ratusan ribu peneliti dan inovator yang kita miliki dan juga ribuan diaspora peneliti kelas dunia. Kekuatan ini lah yang harus dikonsolidasikan," katanya dalam siaran kanal YouTube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Presiden meminta BRIN segera mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan kekuatan riset dan inovasi nasional.
BRIN, ia melanjutkan, harus memburu inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh para inovator dan peneliti untuk diinkubasikan, diterapkan, dan diindustrikan.
"Kedua, BRIN harus berani memotori akuisisi teknologi maju yang belum kita miliki dan kemudian mengembangkannya. Mungkin saja teknologi yang kita butuhkan belum diproduksi dalam negeri, BRIN harus menyiapkan strategi akuisisi yang cepat dan akurat," katanya.
"Saya yakin dengan pasar Indonesia yang besar dan juga kekayaan SDA yang berlimpah kita mempunyai leverage yang kuat untuk bernegosiasi. Cari cara-cara cerdas untuk melakukan akuisisi teknologi secara murah dan menjadikan kita sebagai produsen teknologi yang mandiri," ia menambahkan.
Presiden mengatakan bahwa BRIN harus menjadi pusat pengembangan teknologi Indonesia.
"BRIN harus mampu mengorkestrasi SDM, infrastruktur, program, dan anggaran agar menjadi kekuatan besar untuk menghasilkan karya nyata yang menyejahterakan rakyat," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, BRIN harus segera menyinergikan peneliti-peneliti di lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan rintisan teknologi, dan yang lainnya.
"Walaupun kita sedang fokus untuk menangani pandemi COVID-19, utamanya varian delta, namun kita harus melakukan reformasi struktural untuk membangun kemajuan Indonesia ke depan," kata Presiden.
Presiden juga mengemukakan pentingnya peran teknologi dalam hilirisasi industri dalam negeri, upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya dan peluang kerja melalui pengembangan industri hilir.
"Kuncinya adalah teknologi. Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri mulai dari hulu sampai hilir, sebagai contoh, pertambangan nikel, kita punya tambang nikel, tapi tidak boleh berhenti di situ saja. Kita harus mengembangkan industri hilir seperti industri litium baterai sampai produksi mobil listrik," katanya.
Dukungan teknologi, menurut Presiden, juga dibutuhkan untuk meningkatkan kelas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di semua sektor.
"Kenaikan kelas UMKM di semua sektor, termasuk sektor pertanian, sangat membutuhkan teknologi yang relevan. Sekali lagi kuncinya adalah teknologi," katanya.
Baca juga:
BRIN wujudkan ekosistem riset dan inovasi yang kuat
BRIN ajak periset memaknai Hakteknas dengan memperbanyak karya
"Ini adalah momentum untuk mempercepat kedaulatan teknologi kita dan menjadikan kita sebagai produsen teknologi," kata Presiden, Selasa, pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-26 dengan tema "Integrasi Riset untuk Indonesia Inovatif: Digital, Green, Blue Economy".
"Ada ratusan ribu peneliti dan inovator yang kita miliki dan juga ribuan diaspora peneliti kelas dunia. Kekuatan ini lah yang harus dikonsolidasikan," katanya dalam siaran kanal YouTube Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Presiden meminta BRIN segera mengkonsolidasikan dan mengintegrasikan kekuatan riset dan inovasi nasional.
BRIN, ia melanjutkan, harus memburu inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh para inovator dan peneliti untuk diinkubasikan, diterapkan, dan diindustrikan.
"Kedua, BRIN harus berani memotori akuisisi teknologi maju yang belum kita miliki dan kemudian mengembangkannya. Mungkin saja teknologi yang kita butuhkan belum diproduksi dalam negeri, BRIN harus menyiapkan strategi akuisisi yang cepat dan akurat," katanya.
"Saya yakin dengan pasar Indonesia yang besar dan juga kekayaan SDA yang berlimpah kita mempunyai leverage yang kuat untuk bernegosiasi. Cari cara-cara cerdas untuk melakukan akuisisi teknologi secara murah dan menjadikan kita sebagai produsen teknologi yang mandiri," ia menambahkan.
Presiden mengatakan bahwa BRIN harus menjadi pusat pengembangan teknologi Indonesia.
"BRIN harus mampu mengorkestrasi SDM, infrastruktur, program, dan anggaran agar menjadi kekuatan besar untuk menghasilkan karya nyata yang menyejahterakan rakyat," katanya.
Selain itu, ia mengatakan, BRIN harus segera menyinergikan peneliti-peneliti di lembaga-lembaga pemerintah dan swasta, perusahaan rintisan teknologi, dan yang lainnya.
"Walaupun kita sedang fokus untuk menangani pandemi COVID-19, utamanya varian delta, namun kita harus melakukan reformasi struktural untuk membangun kemajuan Indonesia ke depan," kata Presiden.
Presiden juga mengemukakan pentingnya peran teknologi dalam hilirisasi industri dalam negeri, upaya untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya dan peluang kerja melalui pengembangan industri hilir.
"Kuncinya adalah teknologi. Kita memiliki kesempatan besar dalam membangun industri mulai dari hulu sampai hilir, sebagai contoh, pertambangan nikel, kita punya tambang nikel, tapi tidak boleh berhenti di situ saja. Kita harus mengembangkan industri hilir seperti industri litium baterai sampai produksi mobil listrik," katanya.
Dukungan teknologi, menurut Presiden, juga dibutuhkan untuk meningkatkan kelas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di semua sektor.
"Kenaikan kelas UMKM di semua sektor, termasuk sektor pertanian, sangat membutuhkan teknologi yang relevan. Sekali lagi kuncinya adalah teknologi," katanya.
Baca juga:
BRIN wujudkan ekosistem riset dan inovasi yang kuat
BRIN ajak periset memaknai Hakteknas dengan memperbanyak karya
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: