Semarang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Bibit Waluyo, mengatakan bahwa jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Merapi di tiga kabupaten di wilayah itu mencapai 62.500 jiwa, menyusul peningkatan aktivitas gunung berapi tersebut beberapa waktu terakhir.

"Data pada Rabu malam tercatat sudah sampai 51 ribu. Tetapi pagi ini meningkat menjadi 62.500 jiwa, menyusul aktivitas Merapi yang terus meningkat," kata Bibit Waluyo dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, di Semarang, Kamis.

Peningkatan jumlah pengungsi tersebut, kata dia, akibat adanya imbauan tentang perluasan kawasan rawan bencana letusan Merapi yang menjadi 15 kilometer.

Ia menuturkan, dalam bencana Merapi, terdapat tujuh desa di Kabupaten Magelang serta masing-masing tiga desa di wilayah Klaten dan Boyolali yang masuk dalam kawasan rawan bencana.

Menurut dia, kesiapan Jateng dalam menghadapi letusan gunung berapi yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta itu sudah cukup baik.

Hal tersebut, lanjut dia, terlihat dari jumlah korban jiwa yang dapat diminimalkan.

"Sejak letusan Merapi pada 26 Oktober, jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini hanya tiga orang," katanya.

Para korban meninggal tersebut, kata dia, yakni bayi yang meninggal akibat ISPA serta dua orang lain yang juga meninggal saat proses evakuasi.

Ia mengharapkan, bencana letusan gunung berapi ini dapat segera berakhir dan dilanjutkan dengan proses penanganan pascabencana bagi para korban.
(T.I021/S018/P003)