Rupiah melemah seiring perpanjangan kebijakan PPKM
10 Agustus 2021 09:58 WIB
Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (18/5/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Senin (18/5) sebesar 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp Rp14.850 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah seiring perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.
Rupiah dibuka melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.383 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.363 per dolar AS.
"Dominasi tekanannya masih di USD kelihatannya, apalagi masih ada data inflasi yang ditunggu pekan ini, yang mungkin bisa semakin menggerakan USD dengan rilisnya apakah nantinya bisa menggerakan keputusan perubahan kebijakan The Fed lebih cepat atau tidak," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Data tenaga kerja AS yang optimis memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS The Federal Reserve AS akan segera memangkas pembelian obligasi.
Sementara itu, dari dalam negeri, pemerintah kembali memutuskan untuk memperpanjang PPKM level 4, 3 dan 2 di wilayah Jawa-Bali pada 10-16 Agustus 2021.
Alasan perpanjangan masa PPKM level 4, 3, dan 2 adalah karena kebijakan sebelumnya yang dilakukan pada 2-9 Agustus di Jawa Bali menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.
Pemerintah mengklaim, telah terjadi penurunan jumlah kasus baru COVID-19 hingga 59,6 persen dari puncak kasus pada 15 Juli 2021 yang lalu.
"Terkait PPKM Jawa Bali, jika dilihat kasus positif hariannya mulai menunjukan hasil baik ya setelah sebulan lebih dilaksanakan PPKM. Jadi perpanjangan PPKM bisa saja berdampak cukup positif terhadap nilai tukar rupiah karena penurunan kasus yang mulai terlihat, apalagi di Jakarta," ujar Nikolas.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air semakin turun di mana pada Senin (9/8) kemarin jumlah kasus baru mencapai 20.709 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,68 juta kasus.
Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.475 kasus sehingga totalnya mencapai 108.571 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3,13 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 448.508 kasus.
"Jika menguat next stop-nya mungkin di sekitar Rp14.200, tapi jika melemah bisa saja kembali dekati Rp14.500 lagi," kata Nikolas.
Pada Senin (9/8) kemarin, rupiah ditutup terkoreksi 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.353 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS alami kenaikan karena euro dan pounds melemah
Baca juga: Harga emas jatuh karena dolar AS yang lebih kuat
Baca juga: Harga minyak turun di tengah kekhawatiran permintaan
Rupiah dibuka melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.383 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.363 per dolar AS.
"Dominasi tekanannya masih di USD kelihatannya, apalagi masih ada data inflasi yang ditunggu pekan ini, yang mungkin bisa semakin menggerakan USD dengan rilisnya apakah nantinya bisa menggerakan keputusan perubahan kebijakan The Fed lebih cepat atau tidak," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Data tenaga kerja AS yang optimis memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS The Federal Reserve AS akan segera memangkas pembelian obligasi.
Sementara itu, dari dalam negeri, pemerintah kembali memutuskan untuk memperpanjang PPKM level 4, 3 dan 2 di wilayah Jawa-Bali pada 10-16 Agustus 2021.
Alasan perpanjangan masa PPKM level 4, 3, dan 2 adalah karena kebijakan sebelumnya yang dilakukan pada 2-9 Agustus di Jawa Bali menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan.
Pemerintah mengklaim, telah terjadi penurunan jumlah kasus baru COVID-19 hingga 59,6 persen dari puncak kasus pada 15 Juli 2021 yang lalu.
"Terkait PPKM Jawa Bali, jika dilihat kasus positif hariannya mulai menunjukan hasil baik ya setelah sebulan lebih dilaksanakan PPKM. Jadi perpanjangan PPKM bisa saja berdampak cukup positif terhadap nilai tukar rupiah karena penurunan kasus yang mulai terlihat, apalagi di Jakarta," ujar Nikolas.
Jumlah kasus harian COVID-19 di Tanah Air semakin turun di mana pada Senin (9/8) kemarin jumlah kasus baru mencapai 20.709 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,68 juta kasus.
Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.475 kasus sehingga totalnya mencapai 108.571 kasus.
Sementara itu, sebanyak 3,13 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 448.508 kasus.
"Jika menguat next stop-nya mungkin di sekitar Rp14.200, tapi jika melemah bisa saja kembali dekati Rp14.500 lagi," kata Nikolas.
Pada Senin (9/8) kemarin, rupiah ditutup terkoreksi 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.353 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS alami kenaikan karena euro dan pounds melemah
Baca juga: Harga emas jatuh karena dolar AS yang lebih kuat
Baca juga: Harga minyak turun di tengah kekhawatiran permintaan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: