Mahfud menyampaikan hal itu saat mengisi kajian virtual menjelang 1 Muharram pada Selasa (10/8) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) dan para Dewan Gubernur yang diikuti sekitar 1.000 peserta dari berbagai wilayah dan perwakilan BI di berbagai negara, Senin (9/8).
"Apa yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah Nabi, pertama perjuangan itu memerlukan kesabaran. Nabi mau dibunuh, dikejar kemana-mana, akses ekonominya diputus, perdagangannya diputus, tapi Nabi Muhammad tetap bersabar. Oleh sebab itu, jika saudara mau mengambil hikmah dari 1 Muharram ini mari kita pupuk kesabaran," ujar Mahfud dalam siaran persnya.
Baca juga: Menag ajak perkuat semangat gotong royong dalam peringati 1 Muharram
Dikatakannya, sabar sekurang-kurangnya ada tiga; pertama sabar terhadap musibah, kedua sabar di dalam ketaatan, termasuk disiplin."Apa yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah Nabi, pertama perjuangan itu memerlukan kesabaran. Nabi mau dibunuh, dikejar kemana-mana, akses ekonominya diputus, perdagangannya diputus, tapi Nabi Muhammad tetap bersabar. Oleh sebab itu, jika saudara mau mengambil hikmah dari 1 Muharram ini mari kita pupuk kesabaran," ujar Mahfud dalam siaran persnya.
Baca juga: Menag ajak perkuat semangat gotong royong dalam peringati 1 Muharram
Lalu yang ketiga sabar di dalam berjuang, bersungguh-sungguh, optimis dan tangguh.
"Sabar itu bukan hanya berarti pasrah, tapi sikap pantang menyerah, tangguh dan bersungguh-sungguh itu juga sabar," kata Mahfud yang juga alumni Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Pamekasan, Madura ini.
Dalam memperkuat argumentasinya, Mahfud mengutip ayat tentang sabar di Surah Al-Baqarah Ayat 249.
"Sekelompok kecil orang bisa mengalahkan orang yang banyak, asal kamu bersabar," kata Mahfud dalam acara bertema 'Momentum 1 Muharram sebagai Booster Optimisme dan Harapan Menurut Pandangan Islam' ini.
Baca juga: Waketum MUI: 1 Muharram momentum bermuhasabah perbaiki diri
Baca juga: Kemenag tegaskan Tahun Baru Islam tak berubah hanya geser hari libur