Kecuali Malang Raya-Bali, Luhut klaim penurunan kasus COVID-19
9 Agustus 2021 21:55 WIB
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Sleman, Yogyaakarta, Jumat (6/8/2021). ANTARA/HO-Humas Pemkab Sleman
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan terjadi tren penurunan kasus COVID-19 dan perawatan rumah sakit di sejumlah wilayah aglomerasi Jawa-Bali, kecuali wilayah Malang Raya dan Bali, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
"Penurunan kasus dan perawatan rumah sakit juga terjadi di sejumlah aglomerasi di Jawa-Bali, kecuali masih ada masalah di Malang Raya dan juga di Bali. Untuk itu, pemerintah akan segera melakukan intervensi di kedua wilayah ini untuk menurunkan laju penambahan kasus," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin malam.
Dia menyatakan segera berkunjung ke dua wilayah tersebut untuk bisa memantau langsung kesiapan penanganannya.
Pemerintah juga melihat laju penambahan kematian di Jawa-Bali semakin menurun, meskipun ia akui kondisinya masih fluktuatif di masing-masing provinsi.
Baca juga: Pemerintah bolehkan pusat perbelanjaan dibuka saat PPKM
Luhut yang juga Koordinator Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali itu, menuturkan pemerintah juga mewaspadai kenaikan mobilitas yang tercermin dari kenaikan Indeks Komposit setelah 26 Juli 2021 terhadap kenaikan kasus konfirmasi ke depannya.
"Hal ini tentunya akan kami pantau sampai minggu depan mengingat adanya jeda 14 hingga 21 hari dari perubahan indeks komposit terhadap penambahan kasus," ujarnya.
Ia menambahkan dalam penerapan PPKM level 4 dan 3 yang akan dilakukan selama 10-16 Agustus 2021, terdapat 26 kota atau kabupaten yang turun dari level 4 ke level 3.
Menurut dia, hal itu menunjukkan perbaikan kondisi di lapangan yang cukup signifikan.
"Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," katanya.
Ia akan membentuk tim khusus untuk menangani wilayah-wilayah yang memiliki lonjakan kasus kematian yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, seperti dilakukan di DI Yogyakarta.
"Setelah kami kembali dari Yogyakarta, kita evaluasi angkanya, kita temukan di sana sini yang perlu diperbaiki," tuturnya.
Baca juga: PPKM di Jawa dan Bali diperpanjang, 26 kabupaten/kota turun level
Baca juga: Luhut: Kita semua lelah tapi jangan sia-siakan kelelahan
Baca juga: Meski PPKM Jawa-Bali diperpanjang, mal akan mulai dibuka bertahap
"Penurunan kasus dan perawatan rumah sakit juga terjadi di sejumlah aglomerasi di Jawa-Bali, kecuali masih ada masalah di Malang Raya dan juga di Bali. Untuk itu, pemerintah akan segera melakukan intervensi di kedua wilayah ini untuk menurunkan laju penambahan kasus," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin malam.
Dia menyatakan segera berkunjung ke dua wilayah tersebut untuk bisa memantau langsung kesiapan penanganannya.
Pemerintah juga melihat laju penambahan kematian di Jawa-Bali semakin menurun, meskipun ia akui kondisinya masih fluktuatif di masing-masing provinsi.
Baca juga: Pemerintah bolehkan pusat perbelanjaan dibuka saat PPKM
Luhut yang juga Koordinator Pembelakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali itu, menuturkan pemerintah juga mewaspadai kenaikan mobilitas yang tercermin dari kenaikan Indeks Komposit setelah 26 Juli 2021 terhadap kenaikan kasus konfirmasi ke depannya.
"Hal ini tentunya akan kami pantau sampai minggu depan mengingat adanya jeda 14 hingga 21 hari dari perubahan indeks komposit terhadap penambahan kasus," ujarnya.
Ia menambahkan dalam penerapan PPKM level 4 dan 3 yang akan dilakukan selama 10-16 Agustus 2021, terdapat 26 kota atau kabupaten yang turun dari level 4 ke level 3.
Menurut dia, hal itu menunjukkan perbaikan kondisi di lapangan yang cukup signifikan.
"Evaluasi tersebut kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," katanya.
Ia akan membentuk tim khusus untuk menangani wilayah-wilayah yang memiliki lonjakan kasus kematian yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, seperti dilakukan di DI Yogyakarta.
"Setelah kami kembali dari Yogyakarta, kita evaluasi angkanya, kita temukan di sana sini yang perlu diperbaiki," tuturnya.
Baca juga: PPKM di Jawa dan Bali diperpanjang, 26 kabupaten/kota turun level
Baca juga: Luhut: Kita semua lelah tapi jangan sia-siakan kelelahan
Baca juga: Meski PPKM Jawa-Bali diperpanjang, mal akan mulai dibuka bertahap
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: