Seekor anak banteng jawa lahir di TN Baluran jelang HKAN
9 Agustus 2021 21:09 WIB
Potret dua anggota tim Suaka Satwa Banteng (SSB) Baluran merawat seekor anak banteng jawa di Taman Nasional Balura, Situbondo, Jatim. ANTARA/HO-KLHK
Jakarta (ANTARA) - Balai Taman Nasional Baluran mengumumkan kelahiran seekor anak banteng jawa di Taman Nasional (TN) Baluran menjelang Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN).
“Saat ini jumlah banteng yang ada di Suaka Satwa Banteng (SSB) Baluran terus bertambah dan telah menjadi 10 ekor (dua jantan dan delapan betina). Harapan kami ke depan nya sebagai pengelola yaitu agar populasi banteng jawa di SSB Taman Nasional Baluran bisa tumbuh berkembang dengan baik,” kata Kepala Balai Taman Nasional Baluran Pudjiadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam keterangan tertulis, disebutkan bahwa anak banteng tersebut lahir tepat pukul 05.44 WIB pada tanggal 7 Agustus 2021 lalu dan berjenis kelamin betina. Dia memiliki berat badan seberat 19,35 kg dengan panjang badan 60 cm, panjang total 82 cm dan tinggi badan 67 cm.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) No.180/IV-KKH/2015, banteng jawa telah dinyatakan masuk ke dalam 25 jenis satwa prioritas terancam punah yang dilindungi.
Hal tersebut juga diperkuat dengan data IUCN Redlist yang menyatakan bahwa banteng jawa masuk dalam status kategori konservasi endangered atau terancam kepunahan.
Pudjiadi mengatakan, tim Suaka Satwa Banteng (SSB) yang dibantu oleh dokter hewan akan terus melakukan pemantauan dan perawatan kesehatan anak Banteng tersebut secara intensif pada beberapa hari ke depan.
“Harapannya agar banteng kecil itu bisa tumbuh sehat dan normal serta terhindar dari berbagai ancaman gangguan penyakit yang membahayakan,” Ujar Pudjiadi.
Baca juga: Dua banteng jawa pengembangbiakan eksitu kembali ke habitat alaminya
Baca juga: TN Baluran kembangbiakkan banteng Jawa
Sejak tahun 2012, TN Baluran telah melakukan konservasi semi alami banteng, melalui Program Konservasi Banteng Semi Alami (PKBSA) yang bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia. Kemudian program ini berkelanjutan menjadi Suaka Satwa Banteng (Bos javanicus) yang sudah dilakukan oleh Balai TN Baluran sebelumnya.
Sebelumnya pada saat awal program itu dibuat, hanya terdapat tiga ekor banteng jawa dengan komposisi dua betina dan satu jantan. Kemudian pada tahun 2016, jumlah populasi terus bertambah menjadi sebanyak enam ekor dan terus berhasil berkembang biak hampir setiap tahunnya.
Baca juga: Gitaris Mr D kampanyekan penyelamatan banteng Jawa
Baca juga: Populasi banteng jawa di TN Baluran mengkhawatirkan
Baca juga: Banteng Jawa Baluran Terancam Punah
“Saat ini jumlah banteng yang ada di Suaka Satwa Banteng (SSB) Baluran terus bertambah dan telah menjadi 10 ekor (dua jantan dan delapan betina). Harapan kami ke depan nya sebagai pengelola yaitu agar populasi banteng jawa di SSB Taman Nasional Baluran bisa tumbuh berkembang dengan baik,” kata Kepala Balai Taman Nasional Baluran Pudjiadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam keterangan tertulis, disebutkan bahwa anak banteng tersebut lahir tepat pukul 05.44 WIB pada tanggal 7 Agustus 2021 lalu dan berjenis kelamin betina. Dia memiliki berat badan seberat 19,35 kg dengan panjang badan 60 cm, panjang total 82 cm dan tinggi badan 67 cm.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) No.180/IV-KKH/2015, banteng jawa telah dinyatakan masuk ke dalam 25 jenis satwa prioritas terancam punah yang dilindungi.
Hal tersebut juga diperkuat dengan data IUCN Redlist yang menyatakan bahwa banteng jawa masuk dalam status kategori konservasi endangered atau terancam kepunahan.
Pudjiadi mengatakan, tim Suaka Satwa Banteng (SSB) yang dibantu oleh dokter hewan akan terus melakukan pemantauan dan perawatan kesehatan anak Banteng tersebut secara intensif pada beberapa hari ke depan.
“Harapannya agar banteng kecil itu bisa tumbuh sehat dan normal serta terhindar dari berbagai ancaman gangguan penyakit yang membahayakan,” Ujar Pudjiadi.
Baca juga: Dua banteng jawa pengembangbiakan eksitu kembali ke habitat alaminya
Baca juga: TN Baluran kembangbiakkan banteng Jawa
Sejak tahun 2012, TN Baluran telah melakukan konservasi semi alami banteng, melalui Program Konservasi Banteng Semi Alami (PKBSA) yang bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia. Kemudian program ini berkelanjutan menjadi Suaka Satwa Banteng (Bos javanicus) yang sudah dilakukan oleh Balai TN Baluran sebelumnya.
Sebelumnya pada saat awal program itu dibuat, hanya terdapat tiga ekor banteng jawa dengan komposisi dua betina dan satu jantan. Kemudian pada tahun 2016, jumlah populasi terus bertambah menjadi sebanyak enam ekor dan terus berhasil berkembang biak hampir setiap tahunnya.
Baca juga: Gitaris Mr D kampanyekan penyelamatan banteng Jawa
Baca juga: Populasi banteng jawa di TN Baluran mengkhawatirkan
Baca juga: Banteng Jawa Baluran Terancam Punah
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021
Tags: