Iran Kutuk Serangan ke Gereja Baghdad
3 November 2010 14:44 WIB
Sejumlah warga memeriksa tempat serangan bom di Baghdad, Rabu (3/11). Serangkaian bom mengguncang sebagian besar daerah Shiite di Baghdad pada hari Selasa, menewaskan setidaknya 40 orang dan melukai puluhan lainnya dua hari setelah militan al Qaeda melakukan pertumpahan darah ketika mereka menyandera sebuah gereja Kristen. (ANTARA/REUTERS/Ali al-Mashhdani)
Teheran (ANTARA News) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan teroris di satu gereja Baghdad dan menggaris bawahi, bahwa tindakan itu bertujuan mengembalikan terorisme di Irak.
Menurut laporan Bagian Media Kementerian Luar Negeri Selasa, Ramin Mihman-Parast menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pemerintah dan bangsa Irak, serta menyebutkan bahwa insiden itu adalah upaya untuk mengembalikan terorisme dan kekerasan di negara tersebut, untuk mempengaruhi proses politik pembentukan pemerintah.
Dia menambahkan, bahwa kelompok-kelompok teroris, dengan bantuan luar negeri, telah mulai melakukan putaran baru tindakan-tindakan merusak dengan memanfaatkan kevakuman politik yang ada, dan menunda pembentukan pemerintah dengan tujuan menekan pemerintah serta mengambil keuntungan politik.
Setiap kali politisi Irak mendekati taktik praktis dan logis untuk membentuk pemerintah persatuan nasional, kelompok teroris, sebagai instrumen di tangan kelompok penekan domestik dan regional, telah mencoba untuk menetralkan tindakan, kata Mihman-Parast menambahkan.
Dia mencatat bahwa keterlambatan pembentukan pemerintah akan mempersiapkan kesempatan yang cocok untuk gangguan campur tangan dan memuluskan alasan bagi pihak-pihak yang pesimis serta kurangnya kepercayaan kepada pemerintah.(*)
IRNA/H-AK/H-RN
Menurut laporan Bagian Media Kementerian Luar Negeri Selasa, Ramin Mihman-Parast menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pemerintah dan bangsa Irak, serta menyebutkan bahwa insiden itu adalah upaya untuk mengembalikan terorisme dan kekerasan di negara tersebut, untuk mempengaruhi proses politik pembentukan pemerintah.
Dia menambahkan, bahwa kelompok-kelompok teroris, dengan bantuan luar negeri, telah mulai melakukan putaran baru tindakan-tindakan merusak dengan memanfaatkan kevakuman politik yang ada, dan menunda pembentukan pemerintah dengan tujuan menekan pemerintah serta mengambil keuntungan politik.
Setiap kali politisi Irak mendekati taktik praktis dan logis untuk membentuk pemerintah persatuan nasional, kelompok teroris, sebagai instrumen di tangan kelompok penekan domestik dan regional, telah mencoba untuk menetralkan tindakan, kata Mihman-Parast menambahkan.
Dia mencatat bahwa keterlambatan pembentukan pemerintah akan mempersiapkan kesempatan yang cocok untuk gangguan campur tangan dan memuluskan alasan bagi pihak-pihak yang pesimis serta kurangnya kepercayaan kepada pemerintah.(*)
IRNA/H-AK/H-RN
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: