Jakarta (ANTARA News) - Lawatan Presiden Barack Obama ke Asia mendatang akan memfokuskan pada upaya membuka pasar baru untuk produk-produk Amerika demi memperkuat perekonomian negara ini, demikian para pejabat pemerintah Paman Sam seperti dikutip Reuters.
Reuters tidak membahas sedikit pun prospek hubungan ekonomi Amerika Serikat dengan Indonesia. Agaknya, berdasarkan pernyataan Gedung Putih pekan lalu, misi Obama ke Indonesia lebih menekankan pada isu-isu politik dan kebudayaan, ketimbang mengartikulasikan hubungan ekonomi.
Berikut adalah beberapa tema ekonomi yang akan menjadi agenda Obama dalam muhibahnya ke India, Indonesia, Korea Selatan dan Jepang, juga termasuk dalam KTT G20 di Seoul dan Pertemuan Para Pemimpin Asia-Pasifik para di Yokohama.
Presiden akan tiba India Jumat pekan ini dan kembali ke Washington pada 14 November.
Perjalanan dimulai tiga hari setelah pemilihan sela anggota Kongres yang diperkirakan menjadi arena hukuman terhadap Demokrat menyusul kemunduran ekonomi dan membumbungnya angka pengangguran.
Ketidakseimbangan Global
Selama muhibahnya, terutama dalam KTT G-20, Obama dan timnya akan berusaha keras mempersempit ketidakseimbangan yang makin besar dalam perekonomian global dengan mendesak negara-negara seperti Jerman dan China untuk meningkatkan permintaan domestiknya sekaligus mengurangi ketergantungannya pada ekspor dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
Para pejabat Amerika mengingatkan bahwa konsumen Amerika tak bisa lagi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dunia dan mereka masih harus menabung lebih banyak lagi.
Obama sedang berusaha melipatgandakan volume ekspor AS dalam waktu lima tahun ke depan.
"Perekonomian Asia khususnya memiliki potensi kuat untuk menaikkan permintaan domestik baik melalui konsumsi domestik, investasi infrastruktur yang besar, maupun melalui keduanya, di negara lain," kata Lael Brainard, Wakil Menteri Keuangan AS bidang Hubungan Internasional, kepada wartawan di Gedung Putih.
"Hal ini memberi kesempatan penting bagi eksportir Amerika yang dinamis, dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas."
Mata Uang
Keinginan AS agar China membiarkan mata uang yuan naik sudah menjadi rahasia umum.
Obama berkesempatan membahas persoalan ini lebih lagi ketika bertemu dengan Presiden China Hu Jintao pada KTT G20 di Seoul.
Brainard mengatakan AS menginginkan negara-negera ekonomi berkembang melangkah lebih maju lagi dalam soal mata uang dan mendesak mereka untuk bekerja sama sehingga negara lainnya terdorong mengikutinya.
Para pejabat AS mengatakan China sengaja menjaga nilai yuan tetap rendah terhadap dolar AS untuk menyokong ekspornya, menunjuk sangat besarnya surplus perdagangan dengan AS yang ingin ditekan AS dengan meminta Beijing untuk membiarkan yuan menguat.
Membuka India
Meskipun skala pasarnya besar, India hanya mitra dagang Amerika Serikat terbesar ke-14, dan Gedung Putih menginginkan kunjungan tiga hari Obama ke Mumbai dan New Delhi menjadi langkah membuka potensi pemasarana di sana yang akan membantu menghambat kebangkitan ekonomi China.
Gedung Putih berharap beberapa kesepakatan komersial antara AS dan perusahaan-perusahaan India dicapai selama kunjungan tersebut, dan mencapai kemajuan dalam memecahkan kendala yang ada bagi perdagangan yang lebih besar di antara kedua negara.
Obama juga akan berbicara pada pertemuan pemimpin bisnis AS dan India di Mumbai.
Obama tidak mengunjungi sentra teknologi vtinggi India di Hyderabad dan Bangalore, yang disebut para politisi Amerika menjadi biang keladi dari tingginya angka pengangguran di AS.
Para pejabat India telah memprotes kenaikan biaya visa baru-baru ini di AS yang diperkirakan memukul industri TI India, dan mengenalkan perubahan pajak - yang didukung Obama - yang akan mengakhiri kebuntuan bagi perusahaan-perusahaan AS yang menciptakan lapangan kerja dan keuntungan di luar negeri.
Korea Selatan
Washington dan Seoul menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada 2007, namun kesepakatan itu membeku karena mendatang tentangan dari oposisi di Kongres AS.
Para pelobi berupaya habis-habisan untuk meredakan penentangan terhadap perjanjian tersebut sebelum Obama tiba di Seoul pada 10 November.
Satu hal paling mencuat adalah penolakan Korea Selatan dalam meloloskan impor sapi potong AS, karena faktor umur sapi. Penolakan ini dilakukan setelah penyakit sapi gila ditemukan di kawanan ternak AS pada 2003.
Amerika Serikat juga ingin Korea Selatan membuka pasar nya lebih luas lagi bagi produk otomotif AS.
Banyak anggota parlemen AS mengeluhkan pakta perdagangan bebas 2007 tidak banyak mengubah peraturan dan kebijakan pajak Korea Selatan sehingga produk otomotif AS tetap tidak bisa menembus pasar Korea Selatan.
Prospek perjanjian perdagangan pasar bebas akan semakin bagus jika Partai Republik memenangkan kendali DPR pada pemilu Rabu esok, karena selama ini yang menjadi penentang paling vokal FTA dengan Korea Selatan adala rekan-rekan Obama sendiri di Partai Demokrat.
Pakta Asia Pasifik
Pada perjalanan pertamanya ke Asia pada 2009, Obama mengumumkan Amerika Serikat akan bergabung dengan tujuh negara lainnya --Chile, Peru, Singapura, Australia, Selandia Baru, Brunei dan Vietnam-- untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas regional yang disebut Kemitraan TransPasifik.
Setelah itu, Malaysia menyatakan bergabung dalam pembicaraan itu.
Negara-negara lainnya seperti Jepang dan Kanada telah menyatakan minatnya untuk menjajaki negosiasi soal ini, tapi negara-negara yang sudah menjadi anggota kaukus ini khawatir terlalu banyak anggota malah menyulitkan upaya menciptakan pakta berkualitas tinggi dalam liberalisasi pertanian, manufaktur dan perdagangan jasa di kawasan ini.
Pertemuan KTT APEC di Jepang pada November 13 akan memandatkan Amerika Serikat mengambilalih kepemimpinan kelompok beranggotakan 21 negara itu untuk setahun ke depan. (*)
Reuters/Adam/Jafar
Inilah Pesan Ekonomi Lawatan Obama ke Asia
Oleh Adam Rizallulhaq
2 November 2010 16:14 WIB
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (ANTARA/REUTERS)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: