Sleman (ANTARA News) - Puluhah pengungsi letusan Gunung Merapi, di barak pengungsian Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai terserang sejumlah penyakit termasuk hipertensi.

"Setelah lebih dari satu minggu warga berada di barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai terserang hipertensi," kata petugas kesehatan dari Puskesemas Cangkringan, Retno Diah, Selasa.

Menurut dia, pengungsi yang mengeluh merasa pegal-pegal ada 87 orang, hipertensi 86 orang, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 81 orang, sakit kepala 61 orang, mual 39 orang, dan gatal-gatal 39 orang.

"Serangan hipertensi ini memang banyak menyerang kalangan pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh, stres saat proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta rumah yang ditinggal mengungsi," katanya.

Ia mengatakan penanganan para pengungsi yang mengalami hipertensi ini dilakukan dengan memberi obat pereda atau penurun tekanan darah, pendampingan psikologis, dan dirujuk ke rumah sakit (RS) terdekat.

"Untuk penanganan psikologi kami telah menyiagakan dua orang psikater, namun jika memang kondisinya sudah parah maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat," katanya.

Diah mengatakan, sampai saat ini kalangan pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit ada 12 orang dan tidak hanya karena masalah hipertensi, namun ada yang menderita berbagai penyakit.

"Pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit di antaranya satu orang melahirkan, tiga orang mengalami diare, dan sisanya akibat kecelakaan lalu lintas saat terjadi kepanikan saat Gunung Merapi meletus pada Jumat (30/10). Total pengungsi di barak Glagaharjo ini ada 1.743 orang dari 564 kepala keluarga," katanya.
(U.V001/B/H008/P003)