UII Yogyakarta gelar vaksinasi COVID-19 untuk keluarga dosen
7 Agustus 2021 19:05 WIB
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar vaksinasi COVID-19 bagi keluarga dosen, karyawan, serta warga sekitar kampus di Gedung Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Sabtu. (ANTARA/HO/UII)
Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar vaksinasi COVID-19 bagi keluarga dosen, karyawan serta warga sekitar kampus di Gedung Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII Yogyakarta, Sabtu.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII Dr Zaenal Arifin berharap penyuntikan 1.000 dosis vaksin Sinovac itu mampu mempercepat program vaksinasi nasional demi terbentuknya kekebalan kelompok pada masyarakat.
"Peserta vaksinasi periode Agustus 2021 ini meliputi pegawai UII yang belum divaksin, anggota keluarga UII mulai dari anak usia 12 hingga 17 tahun, serta anggota keluarga satu rumah agar dapat lebih memperkuat kekebalan komunitas terkecil yaitu keluarga, dan masyarakat sekitar UII," kata Zaenal.
Baca juga: Yogyakarta upayakan capaian vaksinasi hingga 6.000 dosis per hari
Zaenal Arifin mengatakan setelah memperoleh vaksin bukan serta merta dapat menangkal COVID-19 masuk ke dalam tubuh, tetapi lebih dapat meringankan gejala ketika virus masuk ke dalam tubuh.
"Penerapan protokol kesehatan ketat tetap menjadi cara ampuh untuk menangkal penyebaran virus ini," kata dia.
Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi kali ini menerapkan prokes yang lebih ketat dari sebelumnya dengan didahului tes swab antigen sehari sebelum pelaksanaan bagi para petugas.
Baca juga: Ratusan mahasiswa nusantara ikuti vaksinasi di Poltekkes Yogyakarta
Lebih lanjut disampaikan Zaenal Arifin, peserta vaksinasi terlebih dahulu mendaftarkan diri di aplikasi PeduliLindungi dan website https://daftarvaksin.slemankab.go.id.
PeduliLindungi merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Kedokteran UII dr. Erlina Marfianti menjelaskan kategori penerima vaksin menilik Surat Edaran Kementrian Kesehatan tentang vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Baca juga: Stok vaksin menipis, Yogyakarta fokus tuntaskan vaksinasi dosis dua
Disebutkan dalam surat edaran, bahwa berdasarkan perkembangan penelitian mengenai vaksin COVID-19, untuk anak usia 12–17 tahun dan ibu hamil trimester kedua diperbolehkan mendapat vaksin jenis Moderna, Pfizer dan Sinovac.
Ia meminta para peserta memperhatikan hal teknis saat mengikuti vaksinasi. Pertama peserta masuk melalui pintu timur Auditorium Abdulkahar Mudzakkir dengan membawa KTP, kartu vaksin, dan undangan/e-tiket. Selanjutnya menuju meja 0 untuk pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh. Suhu yang diperbolehkan adalah maksimal 37,5 derajat Celsius dan tekanan darah 180/100.
Baca juga: Yogyakarta percepat vaksinasi bagi pelaku wisata dan ekonomi kreatif
Setelah melewati tahapan tersebut peserta akan menuju meja pertama untuk verifikasi serta pendataan dokumen. Dilanjutkan menuju meja kedua yaitu skrining kesehatan dan jika lolos akan langsung dilakukan penyuntikan vaksin.
Seusai divaksin, peserta diharuskan menunggu terlebih dahulu selama 30 menit untuk observasi, apakah muncul gejala alergi tertentu atau tidak.
"Apabila peserta tidak menunjukkan gejala apapun maka diberi kartu vaksin dan lembar KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), dan bisa pulang melalui pintu barat," kata dia.
Baca juga: Gubernur DIY gencarkan vaksinasi dan optimalkan pemanfaatan selter
Ia juga berpesan kepada peserta dengan komorbid seperti hipertensi untuk tetap minum obat seperti biasanya. Khusus pasien dengan komorbid diabetes akan dilakukan tes gula darah.
"Untuk pasien autoimun, selama tidak sedang flare (parah) maka boleh ikut vaksin," tambah Erlina.
Setelah mendapatkan vaksin, ia berharap para peserta tidak mudah tertular COVID-19 dan jika tertular maka gejalanya akan lebih ringan.
Baca juga: UII dorong pengembangan obat modern asli Indonesia
Baca juga: Universitas Islam Indonesia luncurkan Pusat Studi Tafaquh
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Pengembangan Karier UII Dr Zaenal Arifin berharap penyuntikan 1.000 dosis vaksin Sinovac itu mampu mempercepat program vaksinasi nasional demi terbentuknya kekebalan kelompok pada masyarakat.
"Peserta vaksinasi periode Agustus 2021 ini meliputi pegawai UII yang belum divaksin, anggota keluarga UII mulai dari anak usia 12 hingga 17 tahun, serta anggota keluarga satu rumah agar dapat lebih memperkuat kekebalan komunitas terkecil yaitu keluarga, dan masyarakat sekitar UII," kata Zaenal.
Baca juga: Yogyakarta upayakan capaian vaksinasi hingga 6.000 dosis per hari
Zaenal Arifin mengatakan setelah memperoleh vaksin bukan serta merta dapat menangkal COVID-19 masuk ke dalam tubuh, tetapi lebih dapat meringankan gejala ketika virus masuk ke dalam tubuh.
"Penerapan protokol kesehatan ketat tetap menjadi cara ampuh untuk menangkal penyebaran virus ini," kata dia.
Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi kali ini menerapkan prokes yang lebih ketat dari sebelumnya dengan didahului tes swab antigen sehari sebelum pelaksanaan bagi para petugas.
Baca juga: Ratusan mahasiswa nusantara ikuti vaksinasi di Poltekkes Yogyakarta
Lebih lanjut disampaikan Zaenal Arifin, peserta vaksinasi terlebih dahulu mendaftarkan diri di aplikasi PeduliLindungi dan website https://daftarvaksin.slemankab.go.id.
PeduliLindungi merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran COVID-19.
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Kedokteran UII dr. Erlina Marfianti menjelaskan kategori penerima vaksin menilik Surat Edaran Kementrian Kesehatan tentang vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil dan penyesuaian skrining dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Baca juga: Stok vaksin menipis, Yogyakarta fokus tuntaskan vaksinasi dosis dua
Disebutkan dalam surat edaran, bahwa berdasarkan perkembangan penelitian mengenai vaksin COVID-19, untuk anak usia 12–17 tahun dan ibu hamil trimester kedua diperbolehkan mendapat vaksin jenis Moderna, Pfizer dan Sinovac.
Ia meminta para peserta memperhatikan hal teknis saat mengikuti vaksinasi. Pertama peserta masuk melalui pintu timur Auditorium Abdulkahar Mudzakkir dengan membawa KTP, kartu vaksin, dan undangan/e-tiket. Selanjutnya menuju meja 0 untuk pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh. Suhu yang diperbolehkan adalah maksimal 37,5 derajat Celsius dan tekanan darah 180/100.
Baca juga: Yogyakarta percepat vaksinasi bagi pelaku wisata dan ekonomi kreatif
Setelah melewati tahapan tersebut peserta akan menuju meja pertama untuk verifikasi serta pendataan dokumen. Dilanjutkan menuju meja kedua yaitu skrining kesehatan dan jika lolos akan langsung dilakukan penyuntikan vaksin.
Seusai divaksin, peserta diharuskan menunggu terlebih dahulu selama 30 menit untuk observasi, apakah muncul gejala alergi tertentu atau tidak.
"Apabila peserta tidak menunjukkan gejala apapun maka diberi kartu vaksin dan lembar KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), dan bisa pulang melalui pintu barat," kata dia.
Baca juga: Gubernur DIY gencarkan vaksinasi dan optimalkan pemanfaatan selter
Ia juga berpesan kepada peserta dengan komorbid seperti hipertensi untuk tetap minum obat seperti biasanya. Khusus pasien dengan komorbid diabetes akan dilakukan tes gula darah.
"Untuk pasien autoimun, selama tidak sedang flare (parah) maka boleh ikut vaksin," tambah Erlina.
Setelah mendapatkan vaksin, ia berharap para peserta tidak mudah tertular COVID-19 dan jika tertular maka gejalanya akan lebih ringan.
Baca juga: UII dorong pengembangan obat modern asli Indonesia
Baca juga: Universitas Islam Indonesia luncurkan Pusat Studi Tafaquh
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: