Taruna Merah Putih siapkan kader untuk melawan 'buzzer'
7 Agustus 2021 18:28 WIB
Tangkapan layar ketika Dewan Pengawas LKBN ANTARA Monang Sinaga memaparkan materi dalam Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Taruna Merah Putih (TMP). (7/8/2021) (ANTARA/HO-TMP)
Jakarta (ANTARA) - Organisasi sayap PDIP, Taruna Merah Putih (TMP), menyiapkan kader melek literasi melalui pelatihan jurnalistik dan fotografi guna menghalau serangan para buzzer dan penyebar hoaks sekaligus menyebarkan pancasila sebagai ideologi partai.
“Pelatihan ini sangat penting untuk melatih kader-kader TMP dalam menyebarkan ideologi partai, yaitu Pancasila, secara lebih masif lagi,” ucap Ketua Panitia Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik Yayan Sopyani dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kaderisasi TMP di bidang penulisan dan fotografi jurnalistik, dan para peserta merupakan angkatan pertama yang diikuti oleh 20 peserta dari 20 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) TMP yang ada di wilayah Jabodetabek dan Jawa barat.
Kegiatan yang diselenggarakan via Zoom ini menghadirkan para wartawan senior dan pegiat literasi seperti, Dewan Pengawas LKBN ANTARA Monang Sinaga dan Redaktur Pelaksana Detik.com Dikhy Sasra.
Baca juga: Taruna Merah Putih bagikan 3.000 paket sembako kepada masyarakat
Baca juga: TMP Bekasi distribusikan logistik di 25 titik banjir
Baca juga: TMP siapkan kader untuk jaga Pancasila
Adapun pelatihan yang ditempuh untuk menjawab tantangan partai dari serangan para buzzer dan penyebar hoaks ialah melalui implementasi pengetahuan tentang pedoman para wartawan atau redaksi dalam memberitakan sebuah peristiwa.
“Seperti rumus yang paling mendasar dalam unsur berita, yaitu 5W1H,” ucap Yayan.
5W1H terdiri dari What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (kenapa), dan How (bagaimana). Keenam unsur tersebut merupakan unsur yang paling dasar dan sebaiknya dikandung oleh suatu berita.
Kemudian, terdapat beberapa pelatihan yang harus dilakukan oleh para peserta. Salah satunya adalah latihan menangkap intisari suatu peristiwa atau fakta, lalu menyusun intisari tersebut untuk menjadi berita.
“Susun judul dan lead berita yang singkat dan menarik, opini penulis tidak boleh ada dalam berita. Hindari ketidakakurasian dan distorsi, gunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hindari salah ketik,” kata Dewan Pengawas LKBN ANTARA Monang Sinaga.
Selanjutnya, Redaktur Pelaksana Detik.com Dikhy Sasra menjelaskan, dalam konteks fotografi jurnalistik, setiap jurnalis lapangan harus memahami beberapa teknik dan sudut pandang berita.
Pelatihan-pelatihan yang dijalani oleh peserta diharapkan dapat membekali pada kader untuk menyajikan informasi yang akurat dan faktual, serta diperkuat oleh sudut pengambilan gambar yang sesuai dalam menyampaikan suatu informasi.
“Pelatihan ini sangat penting untuk melatih kader-kader TMP dalam menyebarkan ideologi partai, yaitu Pancasila, secara lebih masif lagi,” ucap Ketua Panitia Pelatihan Menulis dan Fotografi Jurnalistik Yayan Sopyani dalam keterangan tertulis yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari kaderisasi TMP di bidang penulisan dan fotografi jurnalistik, dan para peserta merupakan angkatan pertama yang diikuti oleh 20 peserta dari 20 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) TMP yang ada di wilayah Jabodetabek dan Jawa barat.
Kegiatan yang diselenggarakan via Zoom ini menghadirkan para wartawan senior dan pegiat literasi seperti, Dewan Pengawas LKBN ANTARA Monang Sinaga dan Redaktur Pelaksana Detik.com Dikhy Sasra.
Baca juga: Taruna Merah Putih bagikan 3.000 paket sembako kepada masyarakat
Baca juga: TMP Bekasi distribusikan logistik di 25 titik banjir
Baca juga: TMP siapkan kader untuk jaga Pancasila
Adapun pelatihan yang ditempuh untuk menjawab tantangan partai dari serangan para buzzer dan penyebar hoaks ialah melalui implementasi pengetahuan tentang pedoman para wartawan atau redaksi dalam memberitakan sebuah peristiwa.
“Seperti rumus yang paling mendasar dalam unsur berita, yaitu 5W1H,” ucap Yayan.
5W1H terdiri dari What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why (kenapa), dan How (bagaimana). Keenam unsur tersebut merupakan unsur yang paling dasar dan sebaiknya dikandung oleh suatu berita.
Kemudian, terdapat beberapa pelatihan yang harus dilakukan oleh para peserta. Salah satunya adalah latihan menangkap intisari suatu peristiwa atau fakta, lalu menyusun intisari tersebut untuk menjadi berita.
“Susun judul dan lead berita yang singkat dan menarik, opini penulis tidak boleh ada dalam berita. Hindari ketidakakurasian dan distorsi, gunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hindari salah ketik,” kata Dewan Pengawas LKBN ANTARA Monang Sinaga.
Selanjutnya, Redaktur Pelaksana Detik.com Dikhy Sasra menjelaskan, dalam konteks fotografi jurnalistik, setiap jurnalis lapangan harus memahami beberapa teknik dan sudut pandang berita.
Pelatihan-pelatihan yang dijalani oleh peserta diharapkan dapat membekali pada kader untuk menyajikan informasi yang akurat dan faktual, serta diperkuat oleh sudut pengambilan gambar yang sesuai dalam menyampaikan suatu informasi.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021
Tags: