Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda masih berstatus waspada meski sepanjang Senin meletus hingga ratusan kali.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Andi Suardi, mengatakan bahwa di Rajabasa dari pukul 00.01 WIB sampai 12.35 WIB intensitas letusan tercatat 121 kali.

Sementara, lanjut dia, mulai Minggu pagi hingga siang, gempa vulkanik dalam mencapai 30 kali, gempa vulkanik dangkal 28 kali dan gempa tremor 31 kali serta hembusan 30 kali.

Kemudian, ketinggian semburan pasir dan abu vulkanik diperkirakan mencapai diatas 500 meter karena gunung berapi tersebut terselimuti kabut tebal sehingga pengamatan dari pos pemantauan terbatas.

Ia mengatakan, dengan banyaknya jumlah letusan yang terpantau dari pos yang berjarak 40 kilometer itu, Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada seperti hari sebelumnya dengan intesitas letusan tidak jauh berbeda.

Ia menuturkan, peningkatan aktivitas ini merupakan gejala alam karena merupakan gunung berapi aktif dan peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa terduga sebelumnya.

Sementara itu, tambah dia, sejumlah nelayan masih tetap melaut di perairan Gunung Anak Krakatau (GAK) meskipun aktivitas gunung tersebut meningkat belakangan ini.

Dia mengatakan, sebagian besar nelayan tersebut berasal dari Pulau Sebesi dan warga pesisir Kecamatan Rajabasa yang berangkat pada malam hari, karena perairan GAK merupakan spot yang paling banyak populasi ikannya.

Menurutnya, sejumlah nelayan sudah terbiasa dengan fenomena "batuknya" GAK karena terjadi hampir setiap tahun sehingga nelayan tidak takut lagi untuk melaut.

Namun karena sudah terbiasa tersebut para nelayan sudah hafal posisi jarak aman dari semburan material abu dan pasir vulkanik dari gunung api tersebut.

"Jarak aman sendiri menurut pengamatan antara empat sampai lima kilometer dari gunung karena jangkauannya memang radius tersebut," jelas dia.

Karena nelayan mengetahui radius aman itu, kata dia, tidak ada alasan yang menghalangi nelayan untuk melaut disekitar GAK, namun tidak berani terlalu dekat.

Aktivitas gunung berapi itu masih berstatus waspada sejak sekitar sepekan lalu karena intensitas gempa vulkanik dangkal dan dalam yang disertai letupan terus meningkat dari saat normal yang hanya sekitar 10 kali dalam sehari.

Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengimbau kepada penduduk yang tinggal dekat gunung berapi itu untuk meningkatkan kewaspadaan.

(ANT-048/S026)