Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta, Senin siang masih bertengger di level Rp8.911-Rp8.921 per dolar atau mengalami kenaikan 17 poin dari sebelumnya, karena pelaku masih membeli mata uang rupiah tersebut.

Analis PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pelaku pasar masih menunggu data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi pada Oktober 2010 yang diperkirakan akan lebih baik dari sebelumnya.

Akibatnya, pelaku pasar belum meningkatkan aksi belinya, mereka masih menunggu data inflasi Oktober 2010 tersebut, ucapnya.

Menurut dia, pelaku pasar menginginkan kepastian apakah laju inflasi Oktober 2010 dapat memberikan nilai positif atau tidak.

Pelaku pasar masih belum mengoptimalkan aksi belinya di pasar, ujarnya.

Rully Nova mengatakan, peluang rupiah masih besar untuk bisa mencapai level Rp8.900 per dolar hanya menunggu waktu saja menuju ke sana.

Rupiah sebelumnya sempat mencapai Rp8.902 per dolar, akibat arus dana asing yang masuk ke pasar meningkat, namun di posisi tersebut rupiah kembali terpuruk hingga jauh di atas Rp8.900 per dolar.

"Kami optimis rupiah akan dapat menembus level Rp8.900 per dolar, karena dorongan positif makin kuat," ucapnya.

Menurut dia, selisih bunga rupiah yang tetap tinggi didukung pertumbuhan ekonomi yang makin kuat masih tetap mendorong pelaku asing tetap bermain di pasar domestik.

Pasar domestik masih diminati pelaku asing yang ingin menempatkan dananya di pasar, meski saat ini mereka masih belum mengoptimalkan aksi belinya, kata Rully Nova .

Rupiah, lanjut dia , juga semakin kuat untuk mendapat dukungan pasar dengan masih bertahannya suku bungan acuan Bank Indonesia.

BI kemungkinan masih mempertahankan BI Rate pada 6,5 persen untuk menjaga likiuditas rupiah, ujarnya.
(T.H-CS/A011/P003)