BRIN: Tingkatkan transfer iptek kuasai teknologi antariksa
6 Agustus 2021 17:43 WIB
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berbicara dalam Seminar virtual (Webinar) Progres Keantariksaan Indonesia yang merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Keantariksaan Nasional di Jakarta, Jumat (06/08/2021). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan perlu meningkatkan upaya transfer ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam mempercepat penguasaan teknologi dan sains penerbangan dan antariksa untuk kemajuan keantariksaan Indonesia.
"Kita memiliki sumber daya manusia yang memiliki kapasitas untuk menerima dan menyerap pengetahuan, teknologi dan sebagainya dari para mitra saat mereka melakukan di Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam seminar virtual (webinar) Progres Keantariksaan Indonesia di Jakarta, Jumat.
Baca juga: BRIN perkuat ekosistem riset dan inovasi keantariksaan
Dalam seminar yang diadakan sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Keantariksaan Nasional, Kepala BRIN menuturkan teknologi penerbangan dan antariksa merupakan teknologi canggih (advanced) sehingga perlu upaya strategis dalam meningkatkan kemampuan untuk menguasai teknologi tersebut.
Handoko mengatakan cara paling mudah untuk mengejar ketertinggalan adalah dengan menyewa orang-orang luar kompeten untuk datang ke Indonesia, sehingga dapat dilakukan transfer teknologi.
Baca juga: BRIN dukung ekosistem dan model bisnis tingkatkan pemanfaatan EBT
Baca juga: BRIN dorong integrasi sumber daya iptek siapkan ibu kota negara baru
Selain meningkatkan kemampuan dengan melakukan studi dan riset sendiri, transfer teknologi menjadi penting dan dapat dilakukan bersama dengan mitra yang berkompeten atau yang melakukan penerapan teknologi penerbangan dan antariksa di Indonesia.
"Masalah keantariksaan ini sangat 'advanced', di satu sisi kita memiliki kebutuhan yang sangat besar bagi negara kepulauan yang sangat besar, di lain sisi kita harus juga melihat realitas bahwa kita memiliki keterbatasan dan ketertinggalan dari aspek teknologi dan pengetahuan," ujar Handoko.
Karena teknologi penerbangan dan antariksa bersifat canggih dan rumit, maka harus ada kerja sama strategis yang bisa mendorong terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi.
Baca juga: BRIN apresiasi kolaborasi riset dan inovasi antara Indonesia-Jepang
Baca juga: Lapan kembangkan laboratorium pengujian komponen pesawat terbang
"Kita memiliki sumber daya manusia yang memiliki kapasitas untuk menerima dan menyerap pengetahuan, teknologi dan sebagainya dari para mitra saat mereka melakukan di Indonesia," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam seminar virtual (webinar) Progres Keantariksaan Indonesia di Jakarta, Jumat.
Baca juga: BRIN perkuat ekosistem riset dan inovasi keantariksaan
Dalam seminar yang diadakan sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Keantariksaan Nasional, Kepala BRIN menuturkan teknologi penerbangan dan antariksa merupakan teknologi canggih (advanced) sehingga perlu upaya strategis dalam meningkatkan kemampuan untuk menguasai teknologi tersebut.
Handoko mengatakan cara paling mudah untuk mengejar ketertinggalan adalah dengan menyewa orang-orang luar kompeten untuk datang ke Indonesia, sehingga dapat dilakukan transfer teknologi.
Baca juga: BRIN dukung ekosistem dan model bisnis tingkatkan pemanfaatan EBT
Baca juga: BRIN dorong integrasi sumber daya iptek siapkan ibu kota negara baru
Selain meningkatkan kemampuan dengan melakukan studi dan riset sendiri, transfer teknologi menjadi penting dan dapat dilakukan bersama dengan mitra yang berkompeten atau yang melakukan penerapan teknologi penerbangan dan antariksa di Indonesia.
"Masalah keantariksaan ini sangat 'advanced', di satu sisi kita memiliki kebutuhan yang sangat besar bagi negara kepulauan yang sangat besar, di lain sisi kita harus juga melihat realitas bahwa kita memiliki keterbatasan dan ketertinggalan dari aspek teknologi dan pengetahuan," ujar Handoko.
Karena teknologi penerbangan dan antariksa bersifat canggih dan rumit, maka harus ada kerja sama strategis yang bisa mendorong terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi.
Baca juga: BRIN apresiasi kolaborasi riset dan inovasi antara Indonesia-Jepang
Baca juga: Lapan kembangkan laboratorium pengujian komponen pesawat terbang
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: