Boyolali (ANTARA News) - Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, mencatat aktivitas gunung berapi di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami penurunan pascaerupsi pada Minggu (31/10) sore.

"Berdasarkan data seismig pada hari Senin, selama pukul 00.00-O6.00 WIB menunjukkan aktivitas yang menurun drastis," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Jrakah, Boyolali, Purwono, di Boyolali, Senin.

Selama periode tersebut, tercatat hanya sekitar 16 kali guguran material Merapi, tanpa satu pun tercatat gempa vulkanik pada seismograf digital yang ada di pos ini.

Kondisi tersebut, menurut dia, berbeda jika dibanding pada periode Minggu sore, yang tercatat puluhan kali guguran serta sejumlah gempa vulkanik.

Ia menuturkan, pemantauan secara visual dari pos ini sulit dilakukan menyusul kabut tebal yang menyelimuti puncak Merapi.

"Pemantauan hanya mengandalkan radio komunikasi dan seismigraf yang ada," katanya.

Ia menambahkan, saat terjadi erupsi pada Minggu sore, material gunung berapi mengalir ke lima sungai yang ada di sekitar lereng merapi.

Sementara itu, kondisi puncak Merapi yang dipantau dari Pos Jrakah sempat terlihat cerah pada Senin pagi.

Asap sulfatara tampak mengepul dari puncak Merapi dengan arah hembusan angin ke Timur Laut dan Utara.

Kondisi cerah puncak Merapi tidak berlangsung lama, karena sejak pukul 07.30 WIB, wilayah gunung ini kembali diselimuti kabut tebal.
(ANT/A024)