Indef perkirakan ekonomi tumbuh 4 persen kuartal III 2021
6 Agustus 2021 16:10 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT (Light Rail Transit) di Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/7/2021). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/pras.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 3-4 persen pada kuartal III 2021.
"Pertumbuhan ekonomi memang tetap positif, artinya kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan dibandingkan kuartal II 2021. Polanya hampir sama dengan negara lain yang mempertahankan pertumbuhan," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, kontraksi perekonomian pada kuartal III tahun lalu, yang tidak sedalam kuartal sebelumnya akan memengaruhi perhitungan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021.
Baca juga: Sri Mulyani: Triwulan III punya basis kuat tumbuh positif 4-5,7 persen
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 berpotensi tertahan oleh ketidakpastian akibat penyebaran COVID-19 varian Delta.
"Misalnya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 4 hanya sampai 9 Agustus 2021, mungkin ada peluang ekonomi tumbuh 4 persen. Kalau Agustus (PPKM) diperpanjang lagi, maka sulit mencapai 4 persen di kuartal III 2021," imbuh Tauhid.
Ia merekomendasikan pemerintah memprioritaskan penanganan COVID-19. Pelacakan kasus COVID-19 mesti ditingkatkan untuk menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kedua, vaksinasi menjadi kunci. Percepat pada kuartal terakhir agar bisa pulih lebih cepat dan berkelanjutan," kata Tauhid.
Apabila ekspor menurun karena penyebaran COVID-19 varian Delta di negara tujuan, Tauhid meminta pemerintah membantu pelaku usaha mendiversifikasi negara tujuan ekspor beserta produknya.
"Bagaimana agar bisa menjaga kontrak yang agak panjang, sehingga penurunan permintaan bisa diantisipasi," ucapnya.
Dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang baru tersalur sekitar 36,1 persen pada semester I 2021 juga harus didorong. Begitu pula penyaluran dana PEN sektor kesehatan dan perlindungan sosial yang realisasinya masing-masing baru 24,6 persen dan 43,2 persen.
"Komponen ini menjadi basis ekonomi masyarakat menengah bawah untuk bisa pulih," ucap Tauhid.
Baca juga: Menkeu: Penanganan pandemi tentukan pemulihan ekonomi semester II
Baca juga: Menko Airlangga ungkap strategi pendorong ekonomi triwulan III 2021
Baca juga: BPS catat pertumbuhan ekonomi Jatim 7,05 persen pada triwulan II
"Pertumbuhan ekonomi memang tetap positif, artinya kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan dibandingkan kuartal II 2021. Polanya hampir sama dengan negara lain yang mempertahankan pertumbuhan," katanya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, kontraksi perekonomian pada kuartal III tahun lalu, yang tidak sedalam kuartal sebelumnya akan memengaruhi perhitungan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021.
Baca juga: Sri Mulyani: Triwulan III punya basis kuat tumbuh positif 4-5,7 persen
Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III 2021 berpotensi tertahan oleh ketidakpastian akibat penyebaran COVID-19 varian Delta.
"Misalnya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 4 hanya sampai 9 Agustus 2021, mungkin ada peluang ekonomi tumbuh 4 persen. Kalau Agustus (PPKM) diperpanjang lagi, maka sulit mencapai 4 persen di kuartal III 2021," imbuh Tauhid.
Ia merekomendasikan pemerintah memprioritaskan penanganan COVID-19. Pelacakan kasus COVID-19 mesti ditingkatkan untuk menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kedua, vaksinasi menjadi kunci. Percepat pada kuartal terakhir agar bisa pulih lebih cepat dan berkelanjutan," kata Tauhid.
Apabila ekspor menurun karena penyebaran COVID-19 varian Delta di negara tujuan, Tauhid meminta pemerintah membantu pelaku usaha mendiversifikasi negara tujuan ekspor beserta produknya.
"Bagaimana agar bisa menjaga kontrak yang agak panjang, sehingga penurunan permintaan bisa diantisipasi," ucapnya.
Dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang baru tersalur sekitar 36,1 persen pada semester I 2021 juga harus didorong. Begitu pula penyaluran dana PEN sektor kesehatan dan perlindungan sosial yang realisasinya masing-masing baru 24,6 persen dan 43,2 persen.
"Komponen ini menjadi basis ekonomi masyarakat menengah bawah untuk bisa pulih," ucap Tauhid.
Baca juga: Menkeu: Penanganan pandemi tentukan pemulihan ekonomi semester II
Baca juga: Menko Airlangga ungkap strategi pendorong ekonomi triwulan III 2021
Baca juga: BPS catat pertumbuhan ekonomi Jatim 7,05 persen pada triwulan II
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: