Puluhan Pengungsi Merapi Terserang Penyakit
31 Oktober 2010 22:38 WIB
Warga lansia memasang masker setelah terjadi erupsi Merapi di Tempat Pengungsian Samiran, Selo, Boyolali, Jateng, Minggu (31/10). Empat hingga lima kali letusan antara 14.28-15.17 WIB dengan arah luncuran ke arah selatan dan timur menimbulkan kepanikan warga lereng Merapi wilayah Selo sehingga mereka membanjiri tempat pengungsian. (ANTARA/Andika Betha)
Yogyakarta (ANTARA News) - Puluhan pengungsi korban bencana erupsi Gunung Merapi di beberapa barak pengungsian di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terserang penyakit mata, batuk, dan gangguan pernapasan.
"Mereka terserang penyakit itu setelah terjadi hujan abu material vulkanik Merapi pada Sabtu (30/10). Kemungkinan abu itu mengenai mata dan terhirup melalui hidung dan mulut," kata petugas medis di posko kesehatan barak pengungsian Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Ai Alam, Minggu.
Ia mengatakan, pengungsi yang terserang gangguan pernapasan dan iritasi mata di barak pengungsian Kepuharjo mencapai 28 orang. Mereka telah mendapatkan penanganan medis sehingga diharapkan dapat segera sembuh.
Di barak pengungsian Wukirsari, Cangkringan, Sleman, penyakit gangguan pernapasan dan iritasi mata juga menyerang puluhan pengungsi. Meskipun letak barak itu lebih rendah dari barak pengungsian Kepuharjo, ternyata abu vulkanik juga sampai di barak tersebut.
"Akibatnya, pengungsi yang terserang penyakit akibat abu vulkanik juga cukup banyak. Di barak itu ada 30 pasien yang menderita penyakit gangguan pernapasan dan iritasi mata," kata petugas medis posko kesehatan barak pengungsian Wukirsari, Arifin.
Menurut dia, penyakit gangguan pernapasan yang dialami puluhan pengungsi itu masih dalam kategori ringan, sehingga belum perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Mereka telah mendapatkan penanganan medis dan diberi obat. Kami terus memantau perkembangan kesehatan mereka," katanya. (*)
B015*V001/A041
"Mereka terserang penyakit itu setelah terjadi hujan abu material vulkanik Merapi pada Sabtu (30/10). Kemungkinan abu itu mengenai mata dan terhirup melalui hidung dan mulut," kata petugas medis di posko kesehatan barak pengungsian Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Ai Alam, Minggu.
Ia mengatakan, pengungsi yang terserang gangguan pernapasan dan iritasi mata di barak pengungsian Kepuharjo mencapai 28 orang. Mereka telah mendapatkan penanganan medis sehingga diharapkan dapat segera sembuh.
Di barak pengungsian Wukirsari, Cangkringan, Sleman, penyakit gangguan pernapasan dan iritasi mata juga menyerang puluhan pengungsi. Meskipun letak barak itu lebih rendah dari barak pengungsian Kepuharjo, ternyata abu vulkanik juga sampai di barak tersebut.
"Akibatnya, pengungsi yang terserang penyakit akibat abu vulkanik juga cukup banyak. Di barak itu ada 30 pasien yang menderita penyakit gangguan pernapasan dan iritasi mata," kata petugas medis posko kesehatan barak pengungsian Wukirsari, Arifin.
Menurut dia, penyakit gangguan pernapasan yang dialami puluhan pengungsi itu masih dalam kategori ringan, sehingga belum perlu dirujuk ke rumah sakit.
"Mereka telah mendapatkan penanganan medis dan diberi obat. Kami terus memantau perkembangan kesehatan mereka," katanya. (*)
B015*V001/A041
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: