Hanoi (ANTARA News) - Negara-negara Asia tertarik untuk melakukan serangkaian kesepakatan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dengan Rusia, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Sabtu, karena kekuatan dunia berlomba mengamankan proyek-proyek di wilayah lapar energi.
"Mitra kami menyatakan minat khusus dalam energi nuklir, Rusia mencatat pengalaman luas dalam bidang ini," kata Lavrov di Hanoi, di mana Presiden Dmitry Medvedev menghadiri pertemuan puncak regional.
Selama kunjungan Medvedev ke Vietnam, Rusia juga akan menandatangani kesepakatan multi-miliar euro pada Minggu untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Vietnam.
Seorang pejabat konglomerat nuklir negara Rusia, Rosatom, mengatakan kepada AFP, pembangunan dua unit PLTN diperkirakan lebih dari 4,0 miliar euro (5,5 miliar dolar AS).
Rusia mengunci di dalam perlombaan global dengan pesaing seperti Amerika Serikat, Jepang dan Prancis untuk meraih kontrak menguntungkan di seluruh dunia karena permintaan untuk energi nuklir meningkat.
Vietnam telah menyetujui pembangunan stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama negara itu, dan pada tahap awal akan dibangun empat reaktor dengan kapasitas total 4.000 megawatt, setidaknya salah satu di antaranya akan beroperasi mulai 2020.
Lavrov menambahkan bahwa Rusia dan perusahaan mitra ASEAN tertarik dalam mengejar proyek-proyek bersama di bidang energi panas bumi di wilayah tersebut.
"Prospeknya cukup bagus," katanya, menambahkan proyek potensial akan menjadi fokus dari rencana aksi negara-negara sampai 2015.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Surin Pitsuwan mengatakan kepada wartawan di KTT blok 10 anggota di Hanoi bahwa para pemimpin sepakat pada kebutuhan untuk proyek-proyek energi bersih di wilayah tersebut.
"Tanpa energi kita tidak bisa mendorong perekonomian kita, tetapi pada saat yang sama menggunakan energi tradisional dapat berdampak pada lingkungan global kita," katanya dikutip AFP.
Ia menambahkan bahwa negara-negara anggota bekerja pada "energi hijau, energi bersih, energi terbarukan, energi alternatif yang tidak akan mempunyai dampak terhadap lingkungan."
(A026/M012/S026)
Rusia Bidik Lebih Banyak Proyek Nuklir Asia
31 Oktober 2010 00:27 WIB
(ANTARAGrafis/Ardika)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: