Laporan dari China
20 pejabat China dicopot karena COVID Delta, satu warga lagi ditangkap
5 Agustus 2021 18:37 WIB
Tenaga medis dengan alat pelindung diri menghadapi warga yang mengantri untuk uji asam nukleat di provinsi Yunnan, China, Rabu (16/9/2020). Foto diambil tanggal 16 September 2020. ANTARA FOTO/cnsphoto via REUTERS/nz/cfo/am.
Beijing (ANTARA) - Sedikitnya 20 pejabat di Pemerintah Kota Zhangjiajie, Provinsi Hunan, China, dicopot akibat kelalaiannya sehingga menyebabkan terjadinya penularan COVID-19 varian Delta secara massal.
Mereka dianggap paling bertanggung jawab terhadap pertunjukan seni di kota wisata yang pernah menjadi lokasi syuting film Avatar yang memicu penyebaran wabah tersebut ke delapan provinsi lainnya di China.
Media setempat, Kamis, menyebutkan di antara yang dikenai sanksi pemecatan itu adalah pejabat level distrik, staf manajemen rumah sakit, dan personel yang terkait dengan pertunjukan seni di gedung teater Charming Xiangxi yang dipadati 2.000 penonton pada 22 Juli lalu.
Ada enam pejabat publik di Distrik Yongding, Kota Zhangjiajie, termasuk Kepala Bidang Kesehatan Xu Xionghui yang didongkel dari posisinya, sebagaimana laporan CCTV.
Baca juga: China laporkan 98 kasus baru COVID
Xu dianggap tidak berkompeten dalam mengimplementasikan protokol kesehatan dan lemah dalam mengontrol pasien yang terinfeksi, demikian pernyataan otoritas setempat.
Di Distrik Yongding hingga Selasa (3/8) terdapat 15 kasus positif COVID-19 varian Delta.
Direktur Departemen Kegawatdaruratan Rumah Sakit Daerah Zhangjiajie, Deng Huabin, yang bertanggung jawab atas tes PCR juga dicopot dari jabatannya lemahnya manajemen hingga menyebabkan kerumunan dan kekacauan di rumah sakit saat tes berlangsung.
Menurut otoritas setempat, kerumunan itu sangat berisiko terjadinya infeksi silang di rumah sakit.
Saat ini, baik warga Zhangjiajie maupun wisatawan yang mengisi liburan musim panas, dilarang meninggalkan kota itu.
Baca juga: Varian Delta di China meluas, kasus bertambah 75
Sementara itu, seorang pengiring pasien COVID-19 di Rumah Sakit Daerah Zhangjiajie ditangkap polisi.
Biro Keamanan Publik Kota Zhangjiajie mengumumkan bahwa seorang bermarga Ruan melanggar peraturan antipandemi dan undang-undang pencegahan penyakit menular karena menyembunyikan hasil tes positif COVID-19.
Selama 16-30 Juli, dia juga berulang kali mengunjungi kedai kopi di dekat rumah sakit.
Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, seorang perempuan tua asal Nanjing, Provinsi Jiangsu, juga ditangkap polisi karena dianggap memicu terjadinya penularan wabah COVID-19 secara massal di Kota Yangzhou.
Perempuan bermarga Mao melakukan perjalanan sejauh 100 kilometer dari Nanjing ke rumah adiknya di Yangzhou dalam masa larangan bepergian.
Sebanyak 94 warga Yangzhou, termasuk adik Mao, turut terinfeksi COVID-19 varian Delta klaster Nanjing.
Baca juga: China gelar tes PCR massal di Wuhan, warga antisipasi lockdown
Baca juga: China catat penambahan 90 kasus COVID
Mereka dianggap paling bertanggung jawab terhadap pertunjukan seni di kota wisata yang pernah menjadi lokasi syuting film Avatar yang memicu penyebaran wabah tersebut ke delapan provinsi lainnya di China.
Media setempat, Kamis, menyebutkan di antara yang dikenai sanksi pemecatan itu adalah pejabat level distrik, staf manajemen rumah sakit, dan personel yang terkait dengan pertunjukan seni di gedung teater Charming Xiangxi yang dipadati 2.000 penonton pada 22 Juli lalu.
Ada enam pejabat publik di Distrik Yongding, Kota Zhangjiajie, termasuk Kepala Bidang Kesehatan Xu Xionghui yang didongkel dari posisinya, sebagaimana laporan CCTV.
Baca juga: China laporkan 98 kasus baru COVID
Xu dianggap tidak berkompeten dalam mengimplementasikan protokol kesehatan dan lemah dalam mengontrol pasien yang terinfeksi, demikian pernyataan otoritas setempat.
Di Distrik Yongding hingga Selasa (3/8) terdapat 15 kasus positif COVID-19 varian Delta.
Direktur Departemen Kegawatdaruratan Rumah Sakit Daerah Zhangjiajie, Deng Huabin, yang bertanggung jawab atas tes PCR juga dicopot dari jabatannya lemahnya manajemen hingga menyebabkan kerumunan dan kekacauan di rumah sakit saat tes berlangsung.
Menurut otoritas setempat, kerumunan itu sangat berisiko terjadinya infeksi silang di rumah sakit.
Saat ini, baik warga Zhangjiajie maupun wisatawan yang mengisi liburan musim panas, dilarang meninggalkan kota itu.
Baca juga: Varian Delta di China meluas, kasus bertambah 75
Sementara itu, seorang pengiring pasien COVID-19 di Rumah Sakit Daerah Zhangjiajie ditangkap polisi.
Biro Keamanan Publik Kota Zhangjiajie mengumumkan bahwa seorang bermarga Ruan melanggar peraturan antipandemi dan undang-undang pencegahan penyakit menular karena menyembunyikan hasil tes positif COVID-19.
Selama 16-30 Juli, dia juga berulang kali mengunjungi kedai kopi di dekat rumah sakit.
Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, seorang perempuan tua asal Nanjing, Provinsi Jiangsu, juga ditangkap polisi karena dianggap memicu terjadinya penularan wabah COVID-19 secara massal di Kota Yangzhou.
Perempuan bermarga Mao melakukan perjalanan sejauh 100 kilometer dari Nanjing ke rumah adiknya di Yangzhou dalam masa larangan bepergian.
Sebanyak 94 warga Yangzhou, termasuk adik Mao, turut terinfeksi COVID-19 varian Delta klaster Nanjing.
Baca juga: China gelar tes PCR massal di Wuhan, warga antisipasi lockdown
Baca juga: China catat penambahan 90 kasus COVID
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: