Jakarta (ANTARA) - Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengatakan bahwa diperlukan upaya membuat rupiah lebih menarik untuk digunakan dalam implementasi mata uang lokal atau Local Currenct Settlement (LCS) RI dengan China.

“Ditataran makro, perlu upaya membuat mata uang rupiah lebih menarik untuk digunakan dalam kerja sama LCS ini,” kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal saat diskusi daring BPPP Kemendang, Kamis.

Upaya membuat rupiah lebih menarik, lanjutnya, bisa dilakukan dengan meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan terhadap rupiah dengan didukung oleh kebijakan ekonomi makro yang tepat serta mengurangi risiko volatilitas nilai tukar rupiah.

Faisal berpendapat LCS hanya akan efektif jika biaya transaksi pertukaran antara satu mata uang lokal ke mata uang lainnya cukup rendah, karenanya dibutuhkan pasar pertukaran langsung antar mata uang utama.

“Ini membutuhkan pengaturan pasar pertukaran langsung antara berbagai mata uang utama serta memastikan ada likuiditas dan omzet yang cukup,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa jika settlement tersebut dilakukan, maka integrasi ekonomi antara China dan Indonesia melalui perdagangan dan investasi akan semakin lepas. Kinerja ekonomi dan perdagangan Indonesia berpotensi semakin bergantung pada perekonomian China karenanya Indonesia perlu memperkuat upaya mitigasi resiko untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Baca juga: Ekonom nilai volatilitas yuan yang lebih rendah dari dolar AS

“Jika China mengalami krisis keuangan akan menyebar dengan cepat ke Indonesia. Kekhawatiran yang sama terjadi saat Korea dan negara ASEAN+3 ingin melakukan LCS,” ungkapnya.

Selain itu dari sisi sinergi kebijakan di dalam negeri, Faisal mengatakan perlunya upaya untuk mendorong peningkatan ekspor produk manufaktur dengan nilai tambah tinggi agar dapat berperan lebih besar dalam perdagangan dunia dan memiliki posisi tawar yang lebih kuat baik terhadap China maupun mitra dagang lainnya.

Ia juga mengingatkan agar Indonesia waspada terhadap inefisiensi transaksi. Mata uang dolar AS menjadi pilihan dalam perdagangan karena risiko minimal dan biaya transaksi yang rendah. Sementara perbedaan rate jual dan rate beli yuan China dengan rupiah masih besar atau empat kali lebih besar dibandingkan dengan dolar AS dan juga lebih besar dibanding gap antara jenis uang dengan mata uang lain Myanmar dan Thailand.

“Pasar pertukaran langsung dan bank kliring antara RMB dan rupiah perlu didirikan untuk mengurangi gap buy and sell RMB dan rupiah sehingga menekan exchange cost,” kata dia

Adapun CORE mencatat struktur perdagangan Indonesia dikuasai oleh China dan peranannya terus meningkat setiap tahun. Sebanyak 16,7 persen share ekspor Indonesia adalah China, begitu juga dengan share impor Indonesia dari China yang mencapai 26,2 persen.

Baca juga: Volume perdagangan RI - China jadi alasan penggunaan mata uang lokal