BUMN Hadir
BUMN pariwisata bantu kaki palsu dukung kemandirian disabilitas
5 Agustus 2021 13:24 WIB
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko di Sleman, DIY, Kamis (5/8/2021) menyerahkan bantuan kaki palsu kepada penyandang disabilitas guna mendukung kemandirian disabilitas. (FOTO ANTARA/HO-PT TWC
Sleman, DIY (ANTARA) - PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pariwisata, melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) menyerahkan tiga kaki palsu kepada dua penyandang disabilitas guna mendukung kemandirian mereka.
"Bantuan ini merupakan langkah konkret PT TWC untuk mendukung kemandirian yang membuka akses kesejahteraan bagi penyandang disabilitas. Hal itu menjadi tujuan bersama untuk mencapai Indonesia yang lebih inklusif," kata TJSL & SME Founding Manager PT TWC Bambang Sarwo Eddy di Sleman, Kamis.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bambang Sarwo Eddy didampingi TJSL & SME Founding Implementation AM Ismi kepada penerima manfaat, yaitu Sudiyono Andi Nugroho dan Fitriyanto Santoso pada Rabu 4 Agustus 2021.
Menurut dia, PT TWC mendukung Pemerintahan Indonesia mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah mendukung aspirasi serta kemandirian para disabilitas agar mampu berdaya menghadapi kondisi pascapandemi.
"Di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19 ini, kami tidak berhenti. Kami upayakan program yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai SDG (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk melaksanakan Program TJSL, di antaranya mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera," katanya.
Ia mengatakan PT TWC sangat memperhatikan pembentukan ruang pemberdayaan yang inklusif bagi para penyandang disabilitas ini.
"Salah satu masalah utama mereka adalah kesulitan untuk mobilitas. Maka dengan alat bantu ini, akan membantu mobilitas mereka, sehingga bisa kembali aktif beraktivitas dan menjadi produktif," katanya.
Bantuan kaki palsu ini dibuat selama hampir dua bulan. Prosesnya meliputi pengukuran awal, pengepasan ukuran kaki palsu dan sentuhan akhir.
"Kaki palsu ini kami garap sedemikian presisi agar para penerima manfaat bisa nyaman memakainya di kala beraktivitas," katanya.
Ia mengatakan bahwa menumbuhkan kesadaran untuk mendukung para disabilitas ini butuh kerja sama lintas sektor yang saling bersinergi.
"Kami jelas tidak mampu berbuat banyak hal. Namun kami ingin mengajak berbagai pihak untuk turut serta membangun kesadaran dan bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama," kata Bambang Sarwo Eddy.
Penerima bantuan Sudiyono Andi Nugroho (35) merasa beruntung bisa mendapatkan kaki palsu ini. Dirinya terpaksa harus kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan kerja. Hal ini pernah membuatnya hilang harapan.
"Keluarga terutama anak-anak saya yang pertama memberi semangat dan mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Saya pun merasa bersemangat kembali," katanya.
Warga Sambirejo, Prambanan, Sleman, yang beraktivitas sebagai buruh tani ini mengaku bantuan kaki palsu ini baginya menjadi sumber semangat baru untuk kembali beraktivitas di masa pandemi. Dirinya juga masih membiasakan diri untuk memakai kaki agar sesuai dengan aktivitasnya.
"Tentunya kami berterimakasih atas bantuan yang sangat kami butuhkan ini. Kalau tidak melalui bantuan ini, kami mungkin kesulitan karena harganya cukup mahal. Mudah-mudah bisa terus kami gunakan untuk kebutuhan yang produktif," katanya.
Sedangkan satu penerima manfaat lainnya, Fitriyanto Santoso (43) berharap program bantuan kaki palsu ini bisa diperluas agar bisa menjangkau teman-teman disabilitas lainnya.
Pria yang kehilangan dua kaki karena kecelakaan tunggal ketika berkendara ini bersyukur menerima kaki palsu dari PT TWC yang sesuai dengan ukuran tubuhnya.
"Pasti ada banyak teman disabilitas yang sebenarnya ingin berkegiatan, ingin produktif, namun karena kekurangannya, menjadi pribadi yang pasif. Kami berharap bantuan ini bisa menjangkau daerah-daerah lainnya," katanya.
"Bantuan ini merupakan langkah konkret PT TWC untuk mendukung kemandirian yang membuka akses kesejahteraan bagi penyandang disabilitas. Hal itu menjadi tujuan bersama untuk mencapai Indonesia yang lebih inklusif," kata TJSL & SME Founding Manager PT TWC Bambang Sarwo Eddy di Sleman, Kamis.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Bambang Sarwo Eddy didampingi TJSL & SME Founding Implementation AM Ismi kepada penerima manfaat, yaitu Sudiyono Andi Nugroho dan Fitriyanto Santoso pada Rabu 4 Agustus 2021.
Menurut dia, PT TWC mendukung Pemerintahan Indonesia mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif dan toleran. Salah satu hal yang menjadi perhatian khusus adalah mendukung aspirasi serta kemandirian para disabilitas agar mampu berdaya menghadapi kondisi pascapandemi.
"Di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19 ini, kami tidak berhenti. Kami upayakan program yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai SDG (Sustainable Development Goals) sebagai landasan untuk melaksanakan Program TJSL, di antaranya mewujudkan kehidupan yang sehat dan sejahtera," katanya.
Ia mengatakan PT TWC sangat memperhatikan pembentukan ruang pemberdayaan yang inklusif bagi para penyandang disabilitas ini.
"Salah satu masalah utama mereka adalah kesulitan untuk mobilitas. Maka dengan alat bantu ini, akan membantu mobilitas mereka, sehingga bisa kembali aktif beraktivitas dan menjadi produktif," katanya.
Bantuan kaki palsu ini dibuat selama hampir dua bulan. Prosesnya meliputi pengukuran awal, pengepasan ukuran kaki palsu dan sentuhan akhir.
"Kaki palsu ini kami garap sedemikian presisi agar para penerima manfaat bisa nyaman memakainya di kala beraktivitas," katanya.
Ia mengatakan bahwa menumbuhkan kesadaran untuk mendukung para disabilitas ini butuh kerja sama lintas sektor yang saling bersinergi.
"Kami jelas tidak mampu berbuat banyak hal. Namun kami ingin mengajak berbagai pihak untuk turut serta membangun kesadaran dan bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama," kata Bambang Sarwo Eddy.
Penerima bantuan Sudiyono Andi Nugroho (35) merasa beruntung bisa mendapatkan kaki palsu ini. Dirinya terpaksa harus kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan kerja. Hal ini pernah membuatnya hilang harapan.
"Keluarga terutama anak-anak saya yang pertama memberi semangat dan mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Saya pun merasa bersemangat kembali," katanya.
Warga Sambirejo, Prambanan, Sleman, yang beraktivitas sebagai buruh tani ini mengaku bantuan kaki palsu ini baginya menjadi sumber semangat baru untuk kembali beraktivitas di masa pandemi. Dirinya juga masih membiasakan diri untuk memakai kaki agar sesuai dengan aktivitasnya.
"Tentunya kami berterimakasih atas bantuan yang sangat kami butuhkan ini. Kalau tidak melalui bantuan ini, kami mungkin kesulitan karena harganya cukup mahal. Mudah-mudah bisa terus kami gunakan untuk kebutuhan yang produktif," katanya.
Sedangkan satu penerima manfaat lainnya, Fitriyanto Santoso (43) berharap program bantuan kaki palsu ini bisa diperluas agar bisa menjangkau teman-teman disabilitas lainnya.
Pria yang kehilangan dua kaki karena kecelakaan tunggal ketika berkendara ini bersyukur menerima kaki palsu dari PT TWC yang sesuai dengan ukuran tubuhnya.
"Pasti ada banyak teman disabilitas yang sebenarnya ingin berkegiatan, ingin produktif, namun karena kekurangannya, menjadi pribadi yang pasif. Kami berharap bantuan ini bisa menjangkau daerah-daerah lainnya," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: