Seoul (ANTARA News/AFP) - Pasukan Korea Utara , Jumat menembaki satu pos militer Korea Selatan dekat perbatasan mereka yang tegang dan tentara Korea Selatan membalas, kata militer Seoul, meningkatkan ketegangan menjelang KTT G-20 bulan depan.

Korea Utara (Korut) menembakkan dua peluru ke pos penjagaan garis depan pada pukul 17:26 waktu setempat (15:26 WIB) dan tentara-tentara Korea Selatan (Korsel) segera menmbalas dengan tiga tembakan senapan mesin, kata Gabungan Kepala Staf.

"Tidak ada lagi tembakan-tembakan setelah itu. Kami sekarang mengawasi dengan seksama gerakan-gerakan mereka," kata seorang juru bicara kepada AFP.

Ia mengatakan tidak ada yang cedera di pihak tentara Korsel dalam penembakan dekat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua negara itu.

Baku tembak kadang-kadang terjadi dekat perbatasan yang dijaga ketat itu.

Tetapi insiden Jumat di daerah Hwacheon sekitar 90 km timur laut Seoul, terjadi pada saat penting ketika Korsel sedang bersiap-siap menjadi tuan rumah KTT G-20 di Seoul 11-12 November.

Ketegangan lintas perbstasan tinggi sejak Korsel menuduh Korut mentorpedo sebuah kapal perangnya Maret lalu yang menyebabkan 46 pelautnya tewas.

Jumat siang Korut mengatakan hubungan kedua negara akan menghadapi satu "dampak bencana besar" jika Korsel tetap bersikeras menolak dialog yang bertujuan untuk meredakan di semenanjung itu.

Dialog pertama militer antar Korea dua tahun lalu berakhir September tanpa kemajuan setelah Seoul menuntut Pyongyang meminta maaf atas tenggelamnya kapal perang Korsel itu.

Pyongyang menolak menerima penemuan dari penyelidikan multinasional yang menyalahkan tragedi itu pada serangan malam hari Korut. Korut mengatakan pihaknya adalah korban dari satu kampanye fitnah.

Militer negara komunis itu menawarkan dialog putaran kedua pada 22 Oktober. Tetapi Korsel menolak tawaran itu dengan mengatakan tidak ada perubaan dalam sikap Korut.

Penolakan dialog "sama artinya dengan konfrontasi dan perang", kata militer Korut dalam sebuah pernyataan.(*)

(Uu.H-RN/M043/R009)