Kementerian BUMN dan BRI komitmen dukung UMKM untuk naik kelas
5 Agustus 2021 09:34 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan) dan Direktur Utama BRI Sunarso mengunjungi klaster produksi tempe binaan BRI di Sumatera Selatan. ANTARA/HO-PT BRI (Persero) Tbk/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian BUMN dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendukung pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia untuk naik kelas.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa saat pelaku UMKM semakin kuat, diharapkan ketahanan ekonomi nasional pun akan semakin kuat. Untuk itu, pihaknya menegaskan pelaku UMKM harus diedukasi.
“Hal pertama yang perlu diedukasi adalah spirit entrepreneurship. Dengan demikian pelaku usaha memiliki semangat baja dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Kedua, adalah edukasi pada kemampuan mengelola administrasi dan manajerial. Menurut Sunarso, ketika pelaku usaha UMKM mampu tertib administrasi dan manajerial, bank pun akan berebut menawarkan jasa layanan keuangan.
Adapun faktor ketiga yang harus diedukasi adalah aksesibilitas. Bagaimana pelaku usaha UMKM bisa mengakses informasi, teknologi, pasar, termasuk memperoleh permodalan.
“Termasuk Good Corporate Governance Principles. Itu harus diajarkan kepada UMKM. Yang terakhir saya pikir itu sustainability. Harus dipikirkan journey dari usahanya. Kalau sekarang usaha ultra mikro maka target sekian tahun harus (naik kelas) ke mikro, kecil, dan bahkan menengah,” kata Dirut BRI tersebut.
BRI terus berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha di segmen UMKM. Fokus BRI memberdayakan UMKM tersebut tidak terlepas dari kontribusi segmen ini pada perekonomian nasional, dimana 99 persen struktur ekonomi Indonesia berasal dari UMKM. Disamping itu, UMKM juga memberikan sumbangsih kepada PDB sebesar 60 persen dari total PDB Indonesia.
Dalam agenda kunjungan kerja di Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan pada 3 - 4 Agustus 2021, Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama BRI Sunarso mengunjungi beberapa lokasi penting yaitu ke klaster produksi tempe binaan BRI, Agen BRILink Toko Nadia, Penyaluran BPUM serta kegiatan vaksinasi di KC BRI Baturaja.
Klaster produksi tempe berada di Kebun Jeruk, Kelurahan Saung Naga, Kecamatan Baturaja Barat. Sunarso mencontohkan, setelah proses edukasi BRI bisa memberikan jasa layanan simpanan dan pinjaman kepada produsen tempe yang menjadi nasabahnya.
Dalam ekosistem tersebut, terdapat 72 orang pelaku usaha dengan potensi akuisisi BRI melalui simpanan dan pinjaman, Agen BRILink, Qris hingga Agen Mitra Ultra Mikro (Umi). Harapannya, sentra produksi tempe berkapasitas produksi hingga 2 ton per hari dengan omzet Rp40 juta sampai Rp57 juta setiap harinya itu bisa terus berkembang.
Terkait Agen BRILink, Sunarso mengatakan di zaman digitalisasi sekarang ini, pelaku usaha di segmen UMKM bukan hanya harus didukung dengan kekuatan modal saja. Namun juga berbagai produk jasa layanan keuangan. Karenanya BRILink siap hadir menjembatani masyarakat luas khususnya untuk mendukung pelaku usaha melakukan transaksi keuangan di daerah yang jauh dari kantor bank.
“Itu yang kita siapkan. Dan sekarang, karena eranya digital, orang itu akan memiliki competitiveness yang baik kalau fokus. Fokus ke klaster-klaster mana, dan itu lah yang kita sebut ekosistem," kata Sunarso.
Sebagai bank penyalur bantuan produktif usaha mikro (BPUM), BRI pun agresif mempercepat penyaluran dana bantuan tersebut agar diterima oleh penerima manfaat. Di kabupaten tersebut, salah satu unit kerja penyalur BPUM adalah Kantor Cabang BRI Baturaja di jalan Baturaja Lama, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU.
Sebagai penutup kunjungan kerja, Erick Thohir yang didampingi oleh Sunarso menyaksikan kegiatan vaksinasi bersamaan dengan proses penyaluran BPUM di KC BRI Baturaja. Hal ini sebagai wujud komitmen perseroan yang secara konsisten menghadirkan social value melalui peran sosial bagi masyarakat.
Baca juga: BRI sebut Gernas BBI beri banyak peluang keuntungan bagi UMKM Jatim
Baca juga: Ekonom: Rights issue BRI dorong UMKM naik kelas lewat BUMN ultra mikro
Baca juga: Ekonom: Tingkatkan porsi kredit UMKM bisa percepat pemulihan ekonomi
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa saat pelaku UMKM semakin kuat, diharapkan ketahanan ekonomi nasional pun akan semakin kuat. Untuk itu, pihaknya menegaskan pelaku UMKM harus diedukasi.
“Hal pertama yang perlu diedukasi adalah spirit entrepreneurship. Dengan demikian pelaku usaha memiliki semangat baja dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Kedua, adalah edukasi pada kemampuan mengelola administrasi dan manajerial. Menurut Sunarso, ketika pelaku usaha UMKM mampu tertib administrasi dan manajerial, bank pun akan berebut menawarkan jasa layanan keuangan.
Adapun faktor ketiga yang harus diedukasi adalah aksesibilitas. Bagaimana pelaku usaha UMKM bisa mengakses informasi, teknologi, pasar, termasuk memperoleh permodalan.
“Termasuk Good Corporate Governance Principles. Itu harus diajarkan kepada UMKM. Yang terakhir saya pikir itu sustainability. Harus dipikirkan journey dari usahanya. Kalau sekarang usaha ultra mikro maka target sekian tahun harus (naik kelas) ke mikro, kecil, dan bahkan menengah,” kata Dirut BRI tersebut.
BRI terus berkomitmen untuk memberdayakan pelaku usaha di segmen UMKM. Fokus BRI memberdayakan UMKM tersebut tidak terlepas dari kontribusi segmen ini pada perekonomian nasional, dimana 99 persen struktur ekonomi Indonesia berasal dari UMKM. Disamping itu, UMKM juga memberikan sumbangsih kepada PDB sebesar 60 persen dari total PDB Indonesia.
Dalam agenda kunjungan kerja di Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan pada 3 - 4 Agustus 2021, Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama BRI Sunarso mengunjungi beberapa lokasi penting yaitu ke klaster produksi tempe binaan BRI, Agen BRILink Toko Nadia, Penyaluran BPUM serta kegiatan vaksinasi di KC BRI Baturaja.
Klaster produksi tempe berada di Kebun Jeruk, Kelurahan Saung Naga, Kecamatan Baturaja Barat. Sunarso mencontohkan, setelah proses edukasi BRI bisa memberikan jasa layanan simpanan dan pinjaman kepada produsen tempe yang menjadi nasabahnya.
Dalam ekosistem tersebut, terdapat 72 orang pelaku usaha dengan potensi akuisisi BRI melalui simpanan dan pinjaman, Agen BRILink, Qris hingga Agen Mitra Ultra Mikro (Umi). Harapannya, sentra produksi tempe berkapasitas produksi hingga 2 ton per hari dengan omzet Rp40 juta sampai Rp57 juta setiap harinya itu bisa terus berkembang.
Terkait Agen BRILink, Sunarso mengatakan di zaman digitalisasi sekarang ini, pelaku usaha di segmen UMKM bukan hanya harus didukung dengan kekuatan modal saja. Namun juga berbagai produk jasa layanan keuangan. Karenanya BRILink siap hadir menjembatani masyarakat luas khususnya untuk mendukung pelaku usaha melakukan transaksi keuangan di daerah yang jauh dari kantor bank.
“Itu yang kita siapkan. Dan sekarang, karena eranya digital, orang itu akan memiliki competitiveness yang baik kalau fokus. Fokus ke klaster-klaster mana, dan itu lah yang kita sebut ekosistem," kata Sunarso.
Sebagai bank penyalur bantuan produktif usaha mikro (BPUM), BRI pun agresif mempercepat penyaluran dana bantuan tersebut agar diterima oleh penerima manfaat. Di kabupaten tersebut, salah satu unit kerja penyalur BPUM adalah Kantor Cabang BRI Baturaja di jalan Baturaja Lama, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten OKU.
Sebagai penutup kunjungan kerja, Erick Thohir yang didampingi oleh Sunarso menyaksikan kegiatan vaksinasi bersamaan dengan proses penyaluran BPUM di KC BRI Baturaja. Hal ini sebagai wujud komitmen perseroan yang secara konsisten menghadirkan social value melalui peran sosial bagi masyarakat.
Baca juga: BRI sebut Gernas BBI beri banyak peluang keuntungan bagi UMKM Jatim
Baca juga: Ekonom: Rights issue BRI dorong UMKM naik kelas lewat BUMN ultra mikro
Baca juga: Ekonom: Tingkatkan porsi kredit UMKM bisa percepat pemulihan ekonomi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: