Bogor (ANTARA News) - Kekerasan dan terorisme yang dalam beberapa tahun terakhir kerap melanda Indonesia bukan merupakan akar budaya bangsa, kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-`Ashriyyah Nurul Iman Kabupatten Bogor, Habib Saggaf bin Mahdi, Kamis.

Keapad ANTARA di Bogor, Kamis, Pengasuh Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman Habib Saggaf bin Mahdi mengemukakan, budaya bangsa Indonesa dibanguin dari akar budaya Keislaman Nusantara yang dikembangkan oleh Wali Songo dan para ulama generasi setelah mereka.

"Budaya Indonesia adalah budaya Islam yang santun, toleran, menyejukkan dan menjunjung tinggia moralitas dalam etika kehidupan," kata Habib Saggaf bin Mahdi.

Habib Saggaf bin Mahdi merupakan pengasuh Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman yang terletak di Desa Warujaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.

Al-Ashriyyah Nurul Iman merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia dengan jumlah santri mencapai 18.000 orang yang berasal dari berbagai penjuru nusantara.

Menurut Habib Saggaf bin Mahdi, Islam menjadi faktor terpenting lahirnya sekaligus bertahannya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Negara kepulauan terbesar di dunia dapat bertahan dan menyatu karena adanya ikatan emosional yang sama yaitu sebagai sesama Muslim," papar Habib Saggaf bin Mahdi.

Ikatan emosional keislaman yang diamksud Habib Saggaf yaitu yang berbasis pada tradisi lokal Indonesia yaitu Islam yang ramah, menjungjung tinggi pluralisme dan toleran terhadap keragaman budaya yang ada, termasuk pada keragaman agama.

Habib Saggaf mengemukakan, tindakan terorisme yang kerap terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun tearkhir, sama sekali tidak mencerminkan semangat dan ajaran Islam.

"Terorisme tidak dikenal dalam akar budaya bangsa Indonesia. Terorisme juga tidak pernah dikenal dalam Islam. Terorisme dilakukan oleh oknum yang tidak paham agama," demikian Habib Saggaf bin Mahdi. (ANT-053/K004)