OJK: Pertumbuhan ekonomi 7 persen di kuartal II dapat tercapai
4 Agustus 2021 13:29 WIB
Arsip foto - Tangkapan layar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat memberikan paparan dalam gelaran ESG Capital Market Summit 2021 di Jakarta, Selasa. ANTARA/Citro Atmoko.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan target pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 sebesar tujuh persen (year on year/yoy) dapat tercapai, di antara penyebabnya karena meningkatnya permintaan masyarakat termasuk juga penyaluran kredit.
“Kredit yang mulai mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi di Juni 2021 sebesar 1,83 persen (year to date), sehingga prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 sebesar 7 persen dapat tercapai,” kata Wimboh dalam pernyataan tertulis mengenai rapat dewan komisioner OJK, Jakarta, Rabu.
Periode kuartal II atau April-Juni merupakan periode ketika pemerintah belum menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli 2021, atau yang kemudian berganti menjadi PPKM berlevel.
Di kuartal II atau selama April, Mei dan Juni 2021, Wimboh melihat mobilitas masyarakat meningkat, yang mendorong permintaan (demand) dan menstimulus kegiatan-kegiatan ekonomi. Indikator-indikator ekonomi lainnya di paruh kedua tahun ini juga terindikasi membaik dan sesuai dengan laju pemulihan ekonomi nasional.
Namun, diakui Wimboh, ada kendala yang memperlambat laju pemulihan ekonomi ketika memasuki Juni 2021 yang disebabkan meningkatnya kasus aktif COVID-19.
“Meningkatnya kasus aktif pada Juni 2021 menahan kembali aktivitas masyarakat tercermin turunnya kenaikan aktivitas masyarakat dari 6,7 persen (Mei 2021) menjadi 5,2 persen, dapat sedikit berpengaruh terhadap prediksi semula,” ujarnya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Juni 2021 mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia di kuartal II 2021 akan mengakhiri tren pertumbuhan ekonomi negatif yang terjadi sejak kuartal II 2020.
Presiden optimistis pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh 7 persen di kuartal II 2021, setelah di kuartal I 2021, ekonomi terkontraksi hingga minus 0,74 persen.
Keyakinan Presiden karena membaiknya sejumlah indikator ekonomi seperti indeks pembelian barang untuk industri manufaktur atau purchasing manager index yang sebesar 55,3 pada Mei 2021, kemudian pergerakan positif indeks kepercayaan konsumen dan juga penjualan ritel, serta melambungnya kinerja ekspor hingga tumbuh 58 persen pada Mei 2021 atau menjadi 16,6 miliar dolar AS.
"Kami masih optimistis kuartal II 2021 yang sebelumnya kuartal I 2021 minus 0,74 persen, pada kuartal II 2021 masih optimistis tumbuh Insya Allah kurang lebih 7 persen," kata Presiden (30/6).
Baca juga: OJK: Jumlah investor di pasar modal meningkat hingga 96 persen
Baca juga: Ketua OJK sebut restrukturisasi kredit perbankan makin melandai
Baca juga: OJK minta perbankan dorong pertumbuhan kredit UMKM
“Kredit yang mulai mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi di Juni 2021 sebesar 1,83 persen (year to date), sehingga prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 sebesar 7 persen dapat tercapai,” kata Wimboh dalam pernyataan tertulis mengenai rapat dewan komisioner OJK, Jakarta, Rabu.
Periode kuartal II atau April-Juni merupakan periode ketika pemerintah belum menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli 2021, atau yang kemudian berganti menjadi PPKM berlevel.
Di kuartal II atau selama April, Mei dan Juni 2021, Wimboh melihat mobilitas masyarakat meningkat, yang mendorong permintaan (demand) dan menstimulus kegiatan-kegiatan ekonomi. Indikator-indikator ekonomi lainnya di paruh kedua tahun ini juga terindikasi membaik dan sesuai dengan laju pemulihan ekonomi nasional.
Namun, diakui Wimboh, ada kendala yang memperlambat laju pemulihan ekonomi ketika memasuki Juni 2021 yang disebabkan meningkatnya kasus aktif COVID-19.
“Meningkatnya kasus aktif pada Juni 2021 menahan kembali aktivitas masyarakat tercermin turunnya kenaikan aktivitas masyarakat dari 6,7 persen (Mei 2021) menjadi 5,2 persen, dapat sedikit berpengaruh terhadap prediksi semula,” ujarnya.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Juni 2021 mengungkapkan keyakinannya bahwa Indonesia di kuartal II 2021 akan mengakhiri tren pertumbuhan ekonomi negatif yang terjadi sejak kuartal II 2020.
Presiden optimistis pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh 7 persen di kuartal II 2021, setelah di kuartal I 2021, ekonomi terkontraksi hingga minus 0,74 persen.
Keyakinan Presiden karena membaiknya sejumlah indikator ekonomi seperti indeks pembelian barang untuk industri manufaktur atau purchasing manager index yang sebesar 55,3 pada Mei 2021, kemudian pergerakan positif indeks kepercayaan konsumen dan juga penjualan ritel, serta melambungnya kinerja ekspor hingga tumbuh 58 persen pada Mei 2021 atau menjadi 16,6 miliar dolar AS.
"Kami masih optimistis kuartal II 2021 yang sebelumnya kuartal I 2021 minus 0,74 persen, pada kuartal II 2021 masih optimistis tumbuh Insya Allah kurang lebih 7 persen," kata Presiden (30/6).
Baca juga: OJK: Jumlah investor di pasar modal meningkat hingga 96 persen
Baca juga: Ketua OJK sebut restrukturisasi kredit perbankan makin melandai
Baca juga: OJK minta perbankan dorong pertumbuhan kredit UMKM
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: