Kadin: Industri MICE di Jakarta anjlok 95 persen
4 Agustus 2021 13:26 WIB
Tangkapan layar Pengurus Kadin Indonesia bidang MICE Wisnu Budi Sulaeman dalam diskusi virtual terkait industri MICE di tengah pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (4/8/2021) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna.
Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan industri jasa pertemuan bisnis, perjalanan insentif, konvensi, dan pameran (MICE) di Jakarta diperkirakan anjlok lebih dari 95 persen akibat dampak pandemi COVID-19.
"Industri MICE di Jakarta itu sangat drastis turunnya," kata Pengurus Kadin Bidang MICE Wisnu Budi Sulaeman di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Industri MICE diperkirakan rugi Rp44,3 triliun akibat pandemi COVID-19
Wisnu yang juga praktisi MICE itu mengaku industri jasa ini yang paling terpuruk karena tidak bisa lagi menyelenggarakan pertemuan bisnis, pameran dan perjalanan insentif karena berpotensi menimbulkan kerumunan massa.
Tak hanya itu, lanjut dia, sumber daya manusia (SDM) yang dulunya berkutat mendukung industri jasa itu juga saat ini banyak yang menganggur karena terhentinya aktivitas usaha.
Dampaknya, kata dia, tidak hanya dirasakan industri MICE namun pelaku usaha dari multi sektor sebagai pendukung kegiatan di antaranya pangan, ekonomi kreatif, transportasi, sanitasi, kesehatan hingga usaha kecil lainnya.
Anjloknya usaha MICE, lanjut dia, menyebabkan para pelaku usaha tidak mampu lagi membayar bunga bank.
Meski sudah ada kebijakan restrukturisasi kredit, namun ia menilai belum dilakukan secara terstruktur baik.
"Bagaimana pendekatan pengusaha ke bank dan bagaimana kebijakan bank kepada pengusaha itu jadi belum merupakan sebuah sistem atau peraturan yang bisa kita manfaatkan bersama khusus pandemi ini," ucapnya.
Baca juga: Industri MICE diminta buat terobosan usaha saat pandemi COVID-19
Dalam diskusi yang dipandu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya itu, Wisnu menyebut Jakarta merupakan salah satu barometer industri MICE di Tanah Air.
Ia mengutip data Bank Indonesia (BI) 2019 yang mengatakan sebelum pandemi, sebanyak 53,6 persen wisatawan asing mendatangi Jakarta dalam rangka bisnis untuk kegiatan MICE.
Sementara itu, ia menyambut baik pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam inovasi MICE dilakukan secara daring.
Namun, ia menilai penerapannya masih menghadapi sejumlah kendala karena MICE terutama untuk pameran menyangkut pengamatan dan ada interaksi secara langsung.
"Sekedar komunikasi masih bisa tapi bagaimana ungkapan, ekspresi, pemikiran, ada inovasi baru bidang Iptek yang harus disampaikan dan ada tanya jawab interaktif yang tidak bisa ditampung IT," ujar Wisnu.
Baca juga: Kemenko Maritim-Investasi sarankan MICE garap tren "hybrid event"
"Industri MICE di Jakarta itu sangat drastis turunnya," kata Pengurus Kadin Bidang MICE Wisnu Budi Sulaeman di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Industri MICE diperkirakan rugi Rp44,3 triliun akibat pandemi COVID-19
Wisnu yang juga praktisi MICE itu mengaku industri jasa ini yang paling terpuruk karena tidak bisa lagi menyelenggarakan pertemuan bisnis, pameran dan perjalanan insentif karena berpotensi menimbulkan kerumunan massa.
Tak hanya itu, lanjut dia, sumber daya manusia (SDM) yang dulunya berkutat mendukung industri jasa itu juga saat ini banyak yang menganggur karena terhentinya aktivitas usaha.
Dampaknya, kata dia, tidak hanya dirasakan industri MICE namun pelaku usaha dari multi sektor sebagai pendukung kegiatan di antaranya pangan, ekonomi kreatif, transportasi, sanitasi, kesehatan hingga usaha kecil lainnya.
Anjloknya usaha MICE, lanjut dia, menyebabkan para pelaku usaha tidak mampu lagi membayar bunga bank.
Meski sudah ada kebijakan restrukturisasi kredit, namun ia menilai belum dilakukan secara terstruktur baik.
"Bagaimana pendekatan pengusaha ke bank dan bagaimana kebijakan bank kepada pengusaha itu jadi belum merupakan sebuah sistem atau peraturan yang bisa kita manfaatkan bersama khusus pandemi ini," ucapnya.
Baca juga: Industri MICE diminta buat terobosan usaha saat pandemi COVID-19
Dalam diskusi yang dipandu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Gumilar Ekalaya itu, Wisnu menyebut Jakarta merupakan salah satu barometer industri MICE di Tanah Air.
Ia mengutip data Bank Indonesia (BI) 2019 yang mengatakan sebelum pandemi, sebanyak 53,6 persen wisatawan asing mendatangi Jakarta dalam rangka bisnis untuk kegiatan MICE.
Sementara itu, ia menyambut baik pemanfaatan kecanggihan teknologi dalam inovasi MICE dilakukan secara daring.
Namun, ia menilai penerapannya masih menghadapi sejumlah kendala karena MICE terutama untuk pameran menyangkut pengamatan dan ada interaksi secara langsung.
"Sekedar komunikasi masih bisa tapi bagaimana ungkapan, ekspresi, pemikiran, ada inovasi baru bidang Iptek yang harus disampaikan dan ada tanya jawab interaktif yang tidak bisa ditampung IT," ujar Wisnu.
Baca juga: Kemenko Maritim-Investasi sarankan MICE garap tren "hybrid event"
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021
Tags: